kutai-kartanegara

Pembongkaran Jembatan Besi Tenggarong Resmi Ditunda, Dinas PU Kukar akan Bentuk Tim Cepat untuk Kajian Ulang

Senin, 14 April 2025 | 21:55 WIB
Rapat koordinasi Dinas PU Kukar bersama berbagai pihak terkait mengenai pembangunan Jembatan Besi Tenggarong (Elmo/Prokal.co)

TENGGARONG – Nasib Jembatan Besi Tenggarong mulai menemui titik terang. Setelah timbul pro kontra di kalangan masyarakat dan pegiat budaya. Rencana pembongkaran dan pembangunan jembatan yang telah dibangun sejak sekitar tahun 1930 tersebut resmi ditunda oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar).

Penundaan ini dipastikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar usai melakukan rapat koordinasi bersama DPRD Kukar, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, OPD terkait, Polres serta perwakilan Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Senin (14/4).

Baca Juga: Enam Hari Jelang PSU, Sekda Kukar Imbau ASN Salurkan Hak Pilih Mereka

Dalam rapat ini, beberapa poin turut disampaikan mengapa rencana peremajaan jembatan besi mesti ditunda. Dari sisi DPRD Kukar, yang diwakili Wakil Ketua sekaligus dari Dapil Tenggarong, Abdul Rasid. Menyampaikan bahwasanya dari segi infrastruktur, jembatan ini perlu diperbarui. Namun perlu dipertimbangkan juga nilai sejarah dan budaya yang dimilikinya.

Baca Juga: Jadi Role Model, Bupati Kukar Resmikan Gedung Polindes Loa Lepu

Rasid menyebut, jembatan ini hampir berumur satu abad. Pun hampir seluruh masyarakat Tenggarong menilai jembatan ini sebagai ikon. Dengan kayanya sejarah jembatan ini, ia harap pemerintah mempertimbangkan segala aspek sebelum membangunnya ulang. Sehingga nilai Kota Raja yang melekat dengan sejarah dan budaya tidak runtuh begitu saja.

“Entah itu digeser atau dialihfungsikan, jembatan ini jangan sampai diruntuhkan. Daerah kita kaya akan sejarah, kalau ini diruntuhkan maka kita perlu mengkaji ulang rencana ini. Sehingga manfaatnya bisa dirasakan sesama,” jelas Rasid.

Dari sisi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, yang diwakili Sekretaris Muhammad Asri. Menyampaikan bahwa jembatan ini menyimpan banyak sejarah yang membuat Tenggarong menjadi pusat peradaban yang dikenal saat ini. Oleh karena itu, mewakili Sultan Aji Muhammad Arifin, ia harap rencana ini dapat dikaji ulang sehingga tidak perlu membongkarnya.

“Tentunya kita perlu melestarikan sejarah kita ini, kami yakin pemerintah dapat mencari solusi yang lebih baik. Sehingga identitas Tenggarong sebagai kota sejarah tidak akan lepas,” tuturnya.

Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono memastikan bahwa per hari ini rencana pembongkaran dan pembangunan jembatan yang menghubungkan Kelurahan Panji dan Melayu itu ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan. Dan kedepan, pihaknya akan membentuk Tim Cepat untuk melakukan kajian ulang terhadap rencana pembangunan ini.

“Alhamdulillah dan terima kasih kepada seluruh peserta rapat serta masyarakat yang berkenan memberi masukan terhadap kami. Pastinya kami tidak ada maksud menghilangkan sejarah jembatan itu, kedepan kami akan mengkajinya ulang melalui Tim Cepat. Dan hasil rapat ini akan kami laporkan ke Ayahanda Sultan dan Bupati,” jelas Wiyono.

Tim cepat yang berisikan OPD, budayawan dan akademis ini jelas Wiyono akan membuat kajian dan menetapkan opsi-opsi lain rencana pembangunan jembatan. Mengingat bahwa dinasnya telah melakukan kajian dan menetapkan bahwa jembatan ini sudah tidak layak dilalui. Dan sementara waktu, pihaknya menghentikan kontrak PT Putra Nanggroe Aceh sehingga ada hasil kajian dari Tim Cepat.

Wiyono juga memastikan, kedepannya Dinas PU Kukar akan lebih melibatkan berbagai pihak dalam proses perencanaan pembangunan. Sementara ini, beberapa opsi terhadap jembatan ini adalah penggeseran maupun alihfungsi. Mengingat statusnya yang merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).

Kita juga akan melaporkan hasil rapat ini ke Bupati dan Ayahanda Sultan. Yang jelas kita menyetop kontrak ini sementara waktu, bisa dikurangi sampai ada rekomendasi dari pihak tim.

Halaman:

Terkini