kutai-kartanegara

Ketua BPD Tukung Ritan Meninggal Dunia Setelah Tabrakan dengan Bus Perusahaan, Warga Sempat Tersulut Emosi

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kondisi pasca tabrakan di Desa Tukung Ritan, Tabang (Istimewa)

PROKAL.CO, TENGGARONG – Kecelakaan maut terjadi di Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara. Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tukung Ritan dilaporkan meninggal dunia setelah sepeda motor yang dikendarainya bertabrakan dengan sebuah bus perusahaan di Jalan Poros Umum Tabang, Jumat (19/12) pagi.

Peristiwa tragis tersebut sempat menyulut emosi warga, hingga berujung pada aksi pembakaran bus perusahaan yang terlibat kecelakaan. Meski demikian, situasi berhasil dikendalikan dan kini dinyatakan kondusif.

Camat Tabang, Rakhmadani Hidayat, menjelaskan kecelakaan terjadi sekitar pukul 07.00 Wita di ruas jalan antara Desa Long Lalang menuju Desa Gunung Sari. Bus perusahaan menabrak korban yang tengah melintas menggunakan sepeda motor.

“Korban warga Desa Tukung Ritan, kebetulan juga Ketua BPD. Almarhum meninggal dunia di tempat kejadian,” ujar Rakhmadani saat dikonfirmasi, Jumat (19/12).

Ia mengatakan, kabar meninggalnya korban memicu reaksi emosional dari keluarga dan masyarakat sekitar. Aksi spontan warga yang meluapkan duka dan kemarahan kemudian berujung pada pembakaran bus perusahaan.

Meski sempat terjadi ketegangan, pemerintah kecamatan bersama pemerintah desa dan pihak perusahaan segera melakukan mediasi untuk meredam situasi.

“Mediasi dilakukan sekitar pukul 13.00 WITA di kantor desa. Dari pertemuan tersebut sudah tercapai kesepakatan, sehingga kondisi saat ini relatif aman dan kondusif,” jelasnya.

Rakhmadani menambahkan, ruas jalan tempat kejadian memang tergolong rawan karena kepadatan lalu lintas, terutama pada pagi hari. Aktivitas sekolah dan mobilisasi kendaraan perusahaan yang berdekatan dengan permukiman warga kerap meningkatkan intensitas kendaraan di jalur tersebut.

Terkait pembakaran bus, ia menilai hal itu merupakan reaksi spontan masyarakat atas peristiwa duka yang menimpa tokoh desa setempat. Ia juga menyebut pihak perusahaan menunjukkan sikap kooperatif dan itikad baik untuk bertanggung jawab.

“Untuk bus yang dibakar, kecil kemungkinan perusahaan akan menuntut ganti rugi. Ini murni luapan emosi warga akibat kejadian tragis,” tambahnya.

Ia juga menanggapi keberadaan atribut serta senjata adat yang sempat terlihat di lokasi kejadian. Menurutnya, hal tersebut merupakan bagian dari kebiasaan masyarakat adat Tabang dalam merespons peristiwa luar biasa.

“Memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat adat di Tabang itu sejak dulu. Baik dalam kegiatan adat maupun ketika menghadapi kejadian luar biasa,” katanya.

Saat ini, lanjut Rakhmadani, kondisi wilayah telah kembali kondusif. Pemerintah kecamatan memastikan akan terus memantau situasi serta mengawal komitmen pihak perusahaan sesuai hasil kesepakatan mediasi. (moe)

Terkini