nasional

Riset Opensignal Ungkap Kecepatan Download Internet di Indonesia Rata-rata Mentok di 10 Mbps

Rabu, 11 Oktober 2023 | 10:12 WIB
Kecepatan download menjadi salah satu hal yang paling dipertimbangkan pengguna layanan internet saat ini. (OrissaPost)

Perusahaan riset Opensignal kembali merilis laporan dan riset terbarunya. Kali ini, Opensignal mengkaji pengalaman jaringan seluler pengguna smartphone di seluruh Indonesia untuk mengukur berapa banyak yang mengalami pengalaman yang lebih rendah dibandingkan dengan biasanya. Baik secara nasional maupun regional, dengan fokus pada tiga metrik utama yakni pengalaman video, pengalaman kecepatan unduhan, dan waktu tanpa sinyal.

Analis Opensignal Hardik Khatri mengungkapkan, meski sebagian pengguna di Indonesia menikmati kecepatan pengunduhan rata-rata yang cepat atau pengalaman video yang dinilai baik atau sangat baik, sebagian besar pengguna lainnya mengalami pengalaman jaringan seluler di bawah standar. "Kesenjangan kualitas pengalaman jaringan seluler berfluktuasi secara signifikan di berbagai wilayah di Indonesia," jelas Hardik melalui laporan resminya.

 

Opensignal menyebut, lebih dari 20 persen pengguna smartphone di Indonesia bergulat dengan kecepatan unduh rata-rata di bawah 10 Mbps saja. Sebanyak 17,2 persen biasanya memiliki pengalaman video buruk, dan 6,3 persen pengguna menghabiskan lima persen atau lebih waktunya tanpa sinyal seluler.

Opensignal menyebut 20 persen atau lebih pengguna di Jawa Tengah, Sulawesi, dan Maluku memiliki kecepatan unduh rata-rata di bawah 10 Mbps dan memiliki pengalaman buruk saat streaming video melalui koneksi seluler. Maluku memiliki proporsi pengguna tertinggi yang menghabiskan lima persen atau lebih waktunya tanpa koneksi seluler (12,3 persen), hampir dua kali lipat rata-rata nasional sebesar 6,3 persen sedangkan Jakarta Raya memiliki persentase pengguna terendah di segmen ini.

Di Indonesia, rata-rata kecepatan unduh pengguna ponsel cerdas kami mencapai 21,1 Mbps. Namun sebagian besar menghadapi kecepatan yang jauh lebih lambat. 52,4 persen pengguna melihat kecepatan unduh rata-rata di bawah 20 Mbps, dan lebih dari 20 persen pengguna melihat kecepatan rata-rata di bawah 10 Mbps.

Ada juga perbedaan mencolok dalam pengalaman pengguna saat melakukan streaming video on-demand. 17,2 persen pengguna mengalami Pengalaman Video Buruk (di bawah 48), yang ditandai dengan waktu pemuatan yang tinggi, sering terhenti, atau kualitas video di bawah 720p yang menghambat kemampuan mereka menggunakan layanan video secara efektif untuk bekerja, pendidikan, atau hiburan.

"Hanya 6,3 persen yang menikmati pengalaman Luar Biasa (78 atau lebih tinggi), memungkinkan streaming video 1080p atau lebih tinggi dengan lancar," lanjut Hardik.

Opensignal juga melihat waktu tanpa sinyal untuk menentukan proporsi pengguna ponsel cerdas di Indonesia yang kesulitan terhubung ke layanan seluler. Meskipun hampir 85 persen pengguna menghabiskan kurang dari satu persen waktunya tanpa sinyal, 6,3 persen pengguna menghabiskan lima persen atau lebih waktunya tanpa koneksi.

Angka terakhir mencakup 3,8 persen pengguna yang menghadapi masalah yang lebih signifikan, mengalami 10 persen atau lebih waktu tanpa sinyal. Selain itu, Opensignal juga menemukan terdapat perbedaan besar dalam proporsi pengguna dengan kecepatan unduh buruk di seluruh Indonesia.

Dari 12 wilayah yang kami analisis, terdapat lima wilayah di mana proporsi pengguna yang mengalami kecepatan seluler rata-rata di bawah 10 Mbps lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 20,4 persen pengguna Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku, dan Sumatera.

"Di sisi lain, hanya 14,4 persen pengguna di Kepulauan Sunda Kecil yang memiliki kecepatan sangat lambat, diikuti oleh Jawa Timur (16,6 persen)," tutur Hardik.

Saat membandingkan operator, Smartfren memiliki proporsi pengguna tertinggi dengan pengalaman kecepatan unduhan di bawah 10 Mbps atau sebanyak 41 persen, diikuti oleh Indosat dari IOH (30,4 persen) dan 3 (29 persen ). Sisi baiknya, Telkomsel memiliki persentase pengguna terendah di bawah 10Mbps (10,8 persen) dan persentase pengguna tertinggi dengan kecepatan melonjak di atas 40 Mbps (19,9 persen).

Melihat proporsi pengguna ponsel cerdas yang memiliki pengalaman video nuruk (di bawah 48 persen), terdapat tujuh wilayah yang memiliki kinerja buruk dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 17,2 persen. Maluku memiliki persentase pengguna tertinggi dalam kategori ini, yaitu 26,6 persen, diikuti oleh Sulawesi, Jawa Tengah, dan Kepulauan Sunda Kecil, lebih dari seperlima pengguna di wilayah ini memiliki pengalaman video buruk.

Halaman:

Tags

Terkini