nasional

Tindakan 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel Dianggap Melukai Hati Umat Islam

Selasa, 16 Juli 2024 | 06:18 WIB
Lima tokoh muda nahdliyin menemui Presiden Israel Isaac Herzog. (Istimewa)

 

Organisasi Islam Ahlulbait Indonesia (ABI) menyesalkan adanya kunjungan 5 Nahdliyin ke Israel. Sebab, Israel dianggap negara zalim karena melakukan penjajahan dan genosida kepada rakyat Palestina.
 
Ketua Umum ABI, Zahir bin Yahya mengatakan, tindakan Israel terhadap Palestina sudah melampaui batas kemanusiaan dan akal sehat. Oleh karena itu, dialog dengan Israel dianggap tidak masuk akal.
 
"Kedatangan sekelompok oknum yang mengatasnamakan Islam ke Israel justru telah melukai hati dan perasaan umat Islam bahkan seluruh bangsa-bangsa merdeka. Ketika Palestina, Iran, Iraq, Yaman, Lebanon dan Suriah tengah berjuang membebaskan Palestina dari penjajahan, mereka datang justru untuk berdamai, ini sangat kita sesali," kata Zahir kepada wartawan, Senin (15/7).
 
Ia memberi contoh negara-negara besar seperti Mesir, Uni Emirat Arab, Yordania dan Bahrain yang sudah memiliki ikatan diplomasi dengan Israel juga tidak mampu membangun dialog. Israel tetap pada tindakannya melakukan penjajahan.
 
"Hanya mimpi di siang bolong jika perdamaian tercapai dengan cara dialog atau dengan adu mulut dengan penjajah," imbuhnya.
 
Zahir meminta agar pemerintah menolak tawaran normalisasi dengan Israel karena mencederai konstitusi negara. Sebelumnya, lima tokoh muda Nahdliyin kedapatan menemui Presiden Israel, Isaac Herzog.
 
Secara bilateral sendiri, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Sehingga patut diduga pertemuan ini tanpa sepengetahuan pemerintah.
 
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali pun menyesalkan tindakan lima Nahdliyin tersebut. Kunjungan itu dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU. 
 
Savic menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi. Pasalnya NU secara organisasi, sejak berdiri 1926 konsisten memperjuangkan dan membela kemerdekaan Palestina.
 
"Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan," kata Savic dalam keterangan tertulis, Minggu (14/7).
 
Savic menambahkan, meskipun mengatasnamakan kunjungan pribadi, kelimanya dikenal sebagai warga dan bahkan aktivis NU. Hal itu akan memperburuk citra NU di mata publik. Padahal, sikap PBNU dan Nahdliyin sangat jelas sampai saat ini, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer Israel. (*)

Tags

Terkini