Presiden Prabowo menunjuk Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi sebagai salah satu juru bicara. Prasetyo membenarkan hal itu kepada media.
Dia mengaku diminta Prabowo untuk aktif berkomunikasi ke publik. "Nggak perlu dilantik, kita semua diharapkan menjadi juru bicara terutama kalau saya posisi sebagai mensesneg diminta juga untuk ikut aktif," ujarnya, Kamis (17/4).
Meski demikian, dia memastikan jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) yang saat ini dijabat Hasan Nasbi masih eksis. "Semua bareng, PCO tetap, nah kita tetap diminta untuk membantu," jelasnya.
Saat ditanya apakah kebijakan itu diambil akibat PCO yang kerap blunder, Pras membantah hal itu. Dia menyebut, pihaknya hanya memperkuat PCO. "Ini hanya untuk memperkuat kebijakan kita dan kalau ada yang kurang nanti kita perbaiki, kita pemerintah memperbaiki, bapak presiden secara terbuka menyampaikan kalau ada kekurangan ya kita sadari akan kita perbaiki," kata dia.
Sebelumnya, isu mundurnya Hasan Nasbi dari Kepala Kantor Komunikasi Presiden menguat beberapa hari ini. Namun, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya membantah isu tersebut. Saat dikonfirmasi, Teddy menegaskan itu tidak benar. "Wah isu dari mana," ujarnya, Rabu (16/4).
Teddy menegaskan, Hasan masih bekerja seperti biasa di lingkungan istana. Bahkan, dirinya mengaku baru saja rapat bersama. "Ini masih ngantor seperti biasa, baru aja selesai rapat bareng-bareng," jelasnya.
Isu mundurnya Hasan dari kursi PCO sendiri menguat usai sosoknya memicu kontroversi. Yang paling menjadi sorotan adalah pernyataannya dalam merespons teror kepala babi yang menyasar kantor media Tempo. Kala itu, Hasan dinilai tidak peka dan menyepelekan teror yang dinilai mengancam kebebasan pers. (*)