nasional

Kurangi Titik Panas Karhutla di Kalimantan, Operasi Modifikasi Cuaca Habiskan 12.600 Kg Garam

Jumat, 25 Juli 2025 | 11:45 WIB
Ilustrasi Karhutla

JAKARTA -Upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau di antaranya menggunakan operasi modifikasi cuaca (OMC). Operasi ini sudah dilakukan sebanyak 14 sortie atau penerbangan. Dengan total garam dapur (NaCl) yang ditabur ke awan mencapai 12.600 Kg.

Operasi modifikasi cuaca merupakan inovasi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sekarang dilebur jadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Operasi ini dulu populer disebut hujan buatan. Dilakukan dengan menabur garam dapur di awan. Tujuannya supaya awan tersebut bisa segera menghasilkan hujan.

Perkembangan operasi modifikasi cuaca itu disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni. Dia menjelaskan operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan BNPB, BMKG, dan mitra swasta menjadi langkah penting dalam upaya mengurangi potensi kekeringan pada lahan gambut.

Sampai dengan saat ini, 2 tahap OMC sebanyak 14 sortie, dengan jumlah bahan yang disemai pada awan sebanyak 12.600 kg (NaCl). "Selanjutnya OMC akan terus dilaksanakan selain di wilayah Riau, seperti di Sumsel, Jambi, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Kaltim," kata Raja dalam keterangannya.

Pantauan terkini karhutla di Riau, terjadi penurunan angka titik api di sana. Dari awalnya pada 16 Juli di angka 1.300 titik, per Kamis (24/7) tinggal sekitar 116 titik. Raja menyampaikan apresiasi untuk kerja keras petugas di lapangan. Yaitu pasukan darat dari unsur TNI, Polri, Manggala Agni, BNPB, maupun Pasukan Udara yang dilakukan melalui Operasi Modifikasi Cuaca.

Dia menegaskan keberadaan titik api sudah relatif berhasil, meskipun perlu dioptimalisasi. Kemenhut mengimbau semua pihak terus meningkatkan kesiagaan dan upaya pencegahan karhutla.

Sinergi, kolaborasi, dan kerjasama yang solid dari seluruh stakeholders pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, kepolisian, swasta, dan masyarakat menjadi kunci dalam upaya pengendalian karhutla di Indonesia.

Terhadap sejumlah titik api di lapangan, upaya pemadaman terus dilakukan secara intensif oleh Manggala Agni Kemenhut. Dibantu bersama brigade pengendalian kebakaran dari Dinas Kehutanan, BPBDPK Riau, BPBD Rokan Hilir dengan didukung oleh personel TNI, POLRI, RPK Pertamina Hulu Rokan dan kelompok Masyarakat Peduli Api.

"Seberapa pun hebatnya pemerintah melakukan pemadaman dengan berbagai macam metodologi meskipun perlu dioptimalisasi, tidak ada lagi kasus baru dan tidak ada tersangka baru," kata Raja.

Dia menegaskan siapapun yang melakukan pelanggaran hukum, akan mendapatkan imbalan setimpal sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Raja kembali menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan potensi kebakaran lanjutan. Pasalnya, berdasarkan peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kondisi cuaca berada di tingkat kekeringan yang sangat tinggi.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan peringatan tegas kepada pihak-pihak yang masih nekat melakukan pembakaran hutan atau lahan secara ilegal.(*)

 

 

Terkini