nasional

Suhu Indonesia Panas Ekstrem, BMKG Imbau Masyarakat Hindari Paparan Langsung Sinar Matahari Pukul 10.00-16.00

Senin, 20 Oktober 2025 | 12:30 WIB
Ilustrasi wanita

JAKARTA- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa belakangan ini cuaca dan suhu di Indonesia sedang mengalami periode terpanas. Menyikapi kondisi ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan menghindari paparan sinar matahari secara langsung, terutama pada jam-jam puncak.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyarankan agar masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan mulai pukul 10.00 hingga 16.00 WIB menggunakan pelindung tubuh.

“Waktu 10.00-16.00 WIB merupakan waktu di mana sinar matahari maksimum atau panas. Bila mau beraktifitas di luar ruangan hendaknya memakai payung, topi, baju berwarna terang, dan membawa air minum,” kata Guswanto saat dihubungi pada Sabtu (18/10). Penggunaan pelindung dan air minum sangat penting untuk memastikan kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dan menghindari dehidrasi.

Peringatan Khusus untuk Kelompok Rentan

BMKG juga memberikan peringatan khusus agar kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak sebisa mungkin tidak keluar ruangan saat panas terik. Hal ini juga berlaku bagi masyarakat yang tidak terbiasa dengan cuaca dan suhu panas ekstrem, karena paparan langsung dapat menyebabkan kelelahan hingga pingsan (heat stroke).

Guswanto menyoroti perbedaan kondisi antara masyarakat yang beraktivitas di dalam ruangan ber-AC (kantor, mobil, mal) dengan mereka yang bekerja di luar ruangan, seperti pengemudi ojek online (ojol) motor, tukang bangunan, atau petani.

“Berbeda dengan para ojol motor, tukang bangunan, petani, dan sejenisnya, mereka di luar ruangan bekerja. Sebaiknya bawa pelindung panas dan bawa air putih agar tubuh tetap segar dan tidak dehidrasi,” terangnya.

Penyebab Suhu Panas: Gerak Semu Matahari dan Monsun Australia

Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan bahwa kenaikan suhu dan cuaca panas belakangan ini disebabkan oleh dua faktor utama:

Gerak Semu Matahari: Posisi matahari berada di selatan ekuator pada Oktober tahun ini, menyebabkan wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan—seperti Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Papua—menerima radiasi matahari yang lebih intens.

Pengaruh Monsun Australia: Angin timuran membawa massa udara kering dan hangat, yang secara signifikan mengurangi pembentukan awan. Kurangnya tutupan awan ini menyebabkan paparan sinar matahari langsung meningkat. “Kombinasi kedua faktor itu menyebabkan suhu udara melonjak hingga 37,6°C di beberapa wilayah,” jelas Guswanto, menggarisbawahi pentingnya kewaspadaan masyarakat. (*)

Terkini