SEMARANG – Penemuan mayat seorang dosen perempuan di kamar hotel di Kecamatan Gajahmungkur, Semarang, pada Senin (17/11/2025) pagi, menjadi sorotan serius. Kasus kematian Dwinanda Linchia Levi Heningdyah Nikolas Kusumawardhani (35), dosen asal Banyumas, ini tidak hanya ditangani oleh Satreskrim Polrestabes Semarang, tetapi juga melibatkan Bidang Propam dan Paminal Polda Jateng.
Korban ditemukan meninggal sekitar pukul 05.30 WIB di kamar kos-hotel yang telah ditempatinya selama dua tahun terakhir.
Teman Sekamar Adalah AKBP
Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa saat kejadian, korban menginap bersama seorang pria berinisial B (56), yang diketahui merupakan Perwira Menengah Polri berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP). AKBP B diketahui bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, bagian Pengendali Massa (Dalmas).
AKBP B adalah orang yang pertama kali menemukan korban sudah tidak bernyawa, tergeletak di lantai sekitar pukul 05.30 WIB, dan kemudian melaporkannya ke Polsek Gajahmungkur pada pukul 07.00 WIB.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, membenarkan bahwa selain Satreskrim, Bid Propam Polda Jateng juga turun tangan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, terutama terkait keberadaan dan peran perwira Polri tersebut.
"Dari Propam Polda Jawa Tengah juga melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) atau penyelidikan mengenai informasi-informasi yang didapat dari berbagai pihak, baik dari pemberitaan maupun dari rekan-rekan dosen atau dari pihak pemilik penginapan. Nah, ini sudah melakukan pengumpulan bahan keterangan," ungkap Kombes Artanto, Selasa (18/11/2025).
Sebelum meninggal, korban diketahui sempat mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit pada 15 dan 16 November 2025, dengan keluhan darah tinggi (tensi mencapai 190) dan gula darah tinggi (mencapai 600). Setelah kondisinya membaik, korban kembali ke kos-hotel dan sempat meminta tubuhnya dibaluri minyak kayu putih pada malam harinya sebelum ditemukan meninggal keesokan paginya.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, membenarkan bahwa saat ini masih dilakukan penyelidikan intensif terkait penyebab pasti kematian korban.
"Nanti kita coba lakukan otopsi. Nanti kita lihat hasil otopsinya seperti apa," kata AKBP Andika, Selasa (18/11/2025). Meskipun hasil visum luar tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, proses otopsi tetap dilakukan untuk memastikan.
"Kalau sekilas dari visum luar tidak ada unsur tanda-tanda kekerasan, makanya kita pastikan dengan otopsi," tegasnya.
Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir, juga mengonfirmasi bahwa pria berinisial B yang bersama korban sudah dimintai keterangan terkait kronologi kejadian, meski tidak diamankan. (*)