• Minggu, 21 Desember 2025

Pemasangan 20 Unit Eskalator dan Lainnya Masih Berjalan, Proyek Pasar Pagi Dikejar Target Rampung September

Photo Author
- Minggu, 27 Juli 2025 | 08:21 WIB
Penampakan Pasar Pagi dari sisi Jalan Jenderal Sudirman. (MELI/SAPOS)
Penampakan Pasar Pagi dari sisi Jalan Jenderal Sudirman. (MELI/SAPOS)

SAMARINDA - Proyek lanjutan rehabilitasi Pasar Pagi terus dikebut. Hingga Minggu (20/7/2025), progres pekerjaan fisik dilaporkan telah mencapai 70 persen. Meski tampak menjanjikan, sisa pekerjaan yang belum rampung masih menyisakan sejumlah tantangan.

Pemerintah Kota Samarinda menargetkan pembangunan selesai pada 25 September mendatang, sebelum peresmian resmi dilakukan. Berdasarkan paparan pihak kontraktor PT Raka Utama dalam rapat di Balai Kota pada Selasa (22/7/2025), pekerjaan yang masih berjalan meliputi pemasangan dinding dan pengecatan kios, pembangunan jalur pedestrian, pemasangan instalasi air bersih dan listrik, dua unit lift penumpang, serta 20 unit eskalator.

Pekerjaan-pekerjaan ini menjadi penentu apakah target bisa tercapai tepat waktu. Struktur Pasar Pagi dirancang memiliki tujuh lantai (tidak termasuk area parkir), dengan total 2.588 unit kios dan ruko. Sementara itu, gedung parkir terintegrasi ditargetkan mampu menampung 709 sepeda motor dan 105 mobil. Fasilitas ini diharapkan menjadi solusi agar aktivitas pasar lebih tertib dan tidak menimbulkan kemacetan seperti sebelumnya.

Wali Kota Samarinda Andi Harun yang memimpin langsung evaluasi proyek menegaskan tidak akan ada toleransi terhadap keterlambatan. Ia menekankan bahwa semua pekerjaan harus selesai tepat waktu, tanpa alasan teknis.

“Ingat, tidak boleh molor lagi. Saya minta jangan lewat dari bulan September. Sebelum diresmikan, kita juga akan lakukan uji coba apakah bangunannya bisa dingin, karena konsep awal tidak menggunakan AC,” ujarnya. Andi juga menyoroti pentingnya kenyamanan pengunjung dalam desain bangunan yang tidak menggunakan sistem pendingin udara. Menurutnya, ventilasi dan sirkulasi udara harus maksimal agar fungsi pasar tidak terganggu sejak awal operasional.

Ia menegaskan bahwa seluruh pekerjaan harus diselesaikan tanpa tambahan anggaran. Proyek dengan nilai kontrak Rp148,504 miliar tersebut sudah harus mencakup seluruh item pembangunan. Ia pun melarang organisasi perangkat daerah (OPD) mengajukan penambahan dana melalui APBD perubahan.

“Jangan ada lagi permintaan dana tambahan. Semua harus ada dalam anggaran yang sudah disepakati. Saya minta tolong, pastikan setiap kios sudah punya token listrik. Saat diresmikan nanti, tidak boleh ada satu pun yang belum siap,” tegasnya.

Terkait pendistribusian kios, Andi memberi peringatan keras agar tidak terjadi penyalahgunaan terhadap kios yang tersisa setelah dialokasikan ke pedagang lama. Ia meminta agar pemanfaatan kios dilakukan secara tertib dan transparan.

“Jangan ada pemanfaatan kios yang tersisa setelah dimiliki pedagang tanpa sepengetahuan saya. Semua harus tertib. Dan kalau pun ada kios sisa, itu harus dilaporkan,” katanya.

Pemkot Samarinda saat ini juga tengah melakukan pendataan ulang terhadap para pedagang yang akan kembali menempati Pasar Pagi. Proses ini diminta diawasi secara ketat agar data yang digunakan akurat.

Ia juga menyoroti adanya 183 kios khusus pedagang emas. Validasi data terhadap kios ini dinilai penting untuk mencegah tumpang tindih atau perebutan hak di kemudian hari.

Tak hanya fokus pada pembangunan fisik, Andi juga mulai menyiapkan strategi pengelolaan Pasar Pagi pasca-operasional. Ia membuka opsi melibatkan pihak ketiga untuk menangani pemeliharaan gedung, terutama dalam aspek kebersihan, lift, dan eskalator.

“Karena fasilitas gedung ini sudah mencakup standar menengah ke atas, menurut saya dinas teknis kita tidak akan mampu melakukan pemeliharaan secara penuh ketika pasar ini sudah beroperasi. Jadi sejak sekarang kita harus pikirkan sistem pemeliharaan yang profesional,” pungkasnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X