• Minggu, 21 Desember 2025

Dikenal 'Jalur Maut', Kerusakan Parah Jalan Palaran Dibiarkan Jadi 'Jebakan' yang Terus Makan Korban

Photo Author
- Rabu, 26 November 2025 | 08:39 WIB
Salah satu jalan rusak di Palaran.
Salah satu jalan rusak di Palaran.

SAMARINDA – Jalan cor di kawasan Palaran kembali menjadi sorotan tajam setelah seringnya terjadi kecelakaan maut. Kerusakan jalan yang parah, berlubang, dan bergelombang dinilai warga sebagai "jebakan" yang tidak hanya disebabkan oleh kelalaian pengendara, tetapi juga oleh buruknya infrastruktur yang tak kunjung tuntas diperbaiki.

Keluhan warga mengenai kondisi jalan yang rusak parah di ruas yang dilalui kendaraan bertonase berat ini telah berulang kali disampaikan kepada pemerintah. Namun, hingga kini, hasilnya belum terlihat signifikan, dan kerusakan yang terjadi terus memakan korban jiwa.

“Jalan di sepanjang Palaran ini penuh ‘jebakan’. Kendaraan besar bermuatan seperti kontainer sering melaju kencang, truk parkir berhari-hari di badan jalan, kemudian jalan retak, berlubang, dan bergelombang. Banyak sekali masalahnya,” kata Subali (41), warga Jalan Ampera, Jembatan Kuning, Kelurahan Rawa Makmur.

Perbaikan Sia-Sia dan Hanya Bertahan Tiga Bulan
Warga setempat menyoroti fakta bahwa upaya perbaikan yang telah dilakukan—baik melalui penambalan, pemotongan, maupun pengecoran ulang—cenderung sia-sia. Badan jalan yang diperbaiki dikeluhkan hanya mampu bertahan dua sampai tiga bulan sebelum kembali mengalami kerusakan parah.

Setelah kembali rusak, waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan berikutnya dinilai terlalu lama, memperpanjang risiko kecelakaan bagi pengguna jalan.

“Kalau sudah rusak, biasanya lama sekali baru diperbaiki lagi,” keluh Subali.

Kondisi infrastruktur yang membahayakan ini bahkan mendorong warga untuk bertindak swadaya. Ketua LPM Rawa Makmur, Wiyono, menyebut beberapa kali kerusakan jalan diperbaiki seadanya oleh warga dengan bantuan pelaku usaha di Palaran.

“Seperti lubang di sekitar simpang Jalan Ampera–Jalan Adi Sucipto, yang pernah menyebabkan pemotor terjatuh. Itu diperbaiki seadanya oleh warga,” ujar Wiyono.

Sebelumnya, aksi protes warga juga pernah dilakukan dengan memviralkan foto dokumentasi lubang-lubang yang bertebaran di jalan Palaran melalui media sosial. "Tidak lama setelah diviralkan, baru ada perbaikan,” pungkas Wiyono, mengindikasikan bahwa respons cepat pemerintah seringkali muncul setelah adanya tekanan publik.

Warga mendesak Pemkot Samarinda dan Pemprov Kaltim untuk segera mencari solusi permanen terhadap masalah Palaran, tidak hanya sebatas tambal sulam, guna mengakhiri daftar panjang korban kecelakaan di jalur ini. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X