PROKAL.CO, SAMARINDA-Program Studi Hubungan Internasional (HI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda, menggelar Kuliah Tamu dan Diskusi Ilmiah bertajuk “Critical Thinking Gen Z pada Era Disrupsi AI : Apa, Bagaimana, dan untuk Apa?” pada Sabtu, 6 Desember 2025.
Kegiatan ini menghadirkan pembicara tamu Asman Azis, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (Uinsi) sebagai narasumber utama.
Baca Juga: Rayakan HUT ke-130, BRI Hadirkan Promo Nasional hingga Bunga KPR Spesial 1,30% untuk Nasabah
Serta Unis Sagena, pengajar mata kuliah filsafat ilmu pengetahuan di HI, sebagai dosen pembimbing.
Sementara dari mahasiswa, ada Ilham Putra Padlian, Faidh Rizky Dzakiyya, Naufal Raghip An-Nabih, dan Sultan Ade Chandra sebagai penanggap.
Agenda ini diikuti oleh mahasiswa prodi
HI, dosen pengampu, dan kepala prodi HI.
Dalam pemaparannya, Asman Azis mengatakan bahwa filsafat ilmu pengetahuan bertugas memberi landasan filosofis untuk memahami berbagai konsep sampai dapat membekali kemampuan untuk mengkerangkakan dan membangun teori ilmiah.
Paparannya pun lantas direspons oleh mahasiswa penanggap.
“Ibarat AI itu batu asah dan kita itu sebilah pedang, jadi ketika kita berdiskusi atau berdialog, kita akan bertukar informasi dan sebagaimana dua pedang yang sedang beradu, dan dengan batu asahan (AI) itulah kita dapat mengasah critical thinking kita,” katanya.
Ilham menegaskan, konsekuensi dari AI seperti ini adalah kedangkalan, seperti mudahnya mencari informasi, berbeda dengan membaca buku yang ilmunya harus belajar terlebih dahulu.
Adapula tanggapan dari Faidh Rizky Dzakiyya yang mengatakan emosional pun bisa bergantung pada AI.
Menurutnya untuk fungsi AI yang seperti ini sangat membahayakan kebanyakan orang terutama Gen Z.
Ketua Jurusan Ilmu Politik, Jauchar B, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfat dan bertujuan untuk menanamkan bahwa sumber informasi lebih banyak tertera di buku.
Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta
pemikiran harus membatasi, dan tidak hidup bergantung pada AI dan lebih memilih untuk mecari buku yang lebih jelas asal sumbernya. (Oleh Annisa Rosalina, mahasiswa Prodi HI, Fisipol, Unmul)