Elemen musik sape, puisi, dan teater musikal berpadu membentuk lanskap bunyi dan gerak yang menggugah.
Kepala RRI Samarinda dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif budaya ini.
“Melalui kegiatan seperti ini, RRI tidak hanya menjadi lembaga penyiaran, tetapi juga ruang perjumpaan kultural yang menghidupkan kembali semangat gotong royong dalam seni dan kebudayaan,” ujarnya.
Pertunjukan ditutup dengan adegan reflektif bertema Simfoni Hitam yang menggambarkan titik balik kesadaran manusia terhadap kerusakan alam dan pentingnya harmoni baru.
Sorotan cahaya dan visual videotron yang dipadukan dengan musik live menghadirkan atmosfer teatrikal yang kuat dan menyentuh.
Baca Juga: Dishub Balikpapan Kaji Pembukaan Koridor Baru BCT Jangkau Dome dan BSB
Melalui Ranam Banua, Tirtonegoro Foundation dan LPP RRI Samarinda mempertegas komitmen bersama untuk menjadikan kebudayaan sebagai ruang dialog dan pemulihan antara manusia, alam, dan nilai-nilai luhur yang menjadi jiwa Kaltim. (*)