BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tengah melakukan verifikasi dan validasi data ulang kasus stunting di wilayahnya. Langkah ini diambil untuk memastikan keakuratan data yang sebelumnya tercatat mencapai angka tinggi, yakni 24,8 persen, dan untuk mendapatkan gambaran kondisi nyata di lapangan.
Kepala Dinkes Balikpapan, Alwiati, menjelaskan bahwa pihaknya kini gencar melibatkan seluruh puskesmas di setiap kecamatan untuk melaksanakan penelusuran data.
"Kita sedang aktif melakukan verifikasi. Dari angka 24,8 persen itu, kami ingin memastikan apakah benar hampir seperempat bayi dan balita di Balikpapan mengalami stunting," ujar Alwiati, Senin (14/10/2025).
Verifikasi ini tidak hanya berupa pencocokan dokumen, tetapi disertai dengan pengukuran ulang serta pemeriksaan kesehatan bagi bayi dan balita di seluruh wilayah kota.
Dinkes menjalin kerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam pelaksanaan pemeriksaan tersebut, sebagai bagian dari upaya bersama menekan angka stunting. Kegiatan intensif ini telah berjalan sejak Juni 2025, tepat setelah diumumkannya peningkatan signifikan kasus stunting di Balikpapan.
"Kami akan melakukan sinkronisasi setelah hasil pemeriksaan dari IDAI keluar," jelasnya.
Selain pemeriksaan fisik, tim Dinkes juga mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium terhadap anak-anak yang dinilai berisiko stunting.
"Kami ambil sampel dari anak-anak yang sudah diperiksa. Jika ditemukan risiko, langsung dilakukan pemeriksaan lanjutan di laboratorium," tambah Alwiati.
Melalui proses verifikasi, validasi, dan pemeriksaan berbasis ilmiah ini, Dinkes Balikpapan berharap dapat memperoleh data stunting yang valid dan akurat. Data yang akurat sangat krusial agar kebijakan intervensi gizi dan kesehatan di masa depan bisa lebih tepat sasaran dan efektif dalam menurunkan angka stunting di daerah tersebut. (*)