SURABAYA – Persebaya Surabaya bersiap melakoni laga krusial pekan ke-15 Super League 2025/2026 menjamu Borneo FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Sabtu malam. Menghadapi agresivitas tim tamu, skuat Bajol Ijo memilih pendekatan realistis dengan fokus pada kolektivitas tim.
Di bawah arahan karteker pelatih Uston Nawawi, Persebaya hanya memiliki waktu efektif latihan selama tiga hari. Keterbatasan waktu ini dimanfaatkan secara maksimal untuk menjaga keseimbangan antara fisik, mental, dan taktikal.
"Fokus utama kita adalah pemulihan kondisi pemain dan pemantapan strategi. Dalam jadwal padat seperti ini, keseimbangan tim jauh lebih penting daripada intensitas latihan semata," ujar Uston.
Dua pilar pertahanan, Koko Ari Araya dan Risto Mitrevski, saat ini masih dalam pantauan medis. Meski menunjukkan progres positif, tim pelatih enggan berjudi dengan risiko cedera jangka panjang.
Borneo FC dikenal memiliki lini depan yang tajam dan transisi menyerang yang cepat. Namun, Uston menegaskan bahwa analisis timnya tidak hanya terpaku pada satu individu pemain lawan.
"Kita sudah pelajari pola permainan mereka secara keseluruhan di sesi latihan. Kita tidak hanya waspada pada satu-dua nama, tapi bagaimana meredam pergerakan kolektif Borneo FC," jelas legenda hidup Persebaya tersebut.
Meski berada dalam masa transisi, Uston terus memompa mental anak asuhnya. Ia menekankan bahwa identitas dan karakter bermain Persebaya tidak boleh hilang, apa pun situasinya.
Dua hasil positif di laga tandang sebelumnya menjadi modal kepercayaan diri yang kuat. "Apapun keadaannya, tetap Persebaya nomor satu. Itu sudah mereka buktikan di dua pertandingan away," tegasnya. (*)