• Senin, 22 Desember 2025

Terbebani Nama Besar dan Gelar

Photo Author
- Senin, 22 Juli 2024 | 10:50 WIB
DEBUTAN: Pelatih Argentina Javier Mascherano dan juru taktik Prancis Thierry Henry punya tugas berat dalam memenuhi ekspektasi medali emas cabor sepak bola putra di Olimpiade Paris 2024.
DEBUTAN: Pelatih Argentina Javier Mascherano dan juru taktik Prancis Thierry Henry punya tugas berat dalam memenuhi ekspektasi medali emas cabor sepak bola putra di Olimpiade Paris 2024.

 

 

 

SECARA kualitas skuad, Prancis memang inferior dibandingkan Argentina pada Olimpiade Paris 2024. Kapten sekaligus striker Prancis Alexandre Lacazette, misalnya, sudah mengakhiri karier di timnas senior sejak 7 tahun silam. Bandingkan dengan Argentina yang membawa trio dari timnas senior yang baru memenangi Copa Argentina sepekan lalu (15/7). Julian Alvarez, Nicolas Otamendi, dan Geronimo Rulli.

Akan tetapi, dari sisi pelatih, Thierry Henry (Prancis) dan Javier Mascherano (Argentina) dalam level yang sama. Mereka sekaligus dua nama besar untuk pelatih di Olimpiade kali ini yang sekaligus memiliki rekam jejak gemilang ketika masih aktif bermain. 

Meski kariernya beririsan, Titi, sapaan akrab Thierry Henry, dan Masche ternyata nyaris tidak pernah bersua. Hanya ada sekali uji coba internasional pada 2009 yang mempertemukan mereka. Kala itu, Masche bersama Argentina menang dengan skor 1-0. 

Di level klub, ketika Mascherano debut di Eropa pada musim 2006–2007 dengan kostum West Ham United dan Liverpool FC, Titi tengah menjalani musim pemungkasnya bersama Arsenal. Titi kemudian pergi ke FC Barcelona (2007–2010) dan memenangkan segalanya di sana. 

Ketika Titi out dari Barca, giliran Masche yang berkostum rival abadi Real Madrid tersebut (2010–2018). Sama seperti Henry, Masche mendapatkan semua gelar. Henry, misalnya, jadi bagian Barca kala memenangkan treble winners 2008–2009. Sementara Mascherano ada dalam skuad Barca ketika mendapatkan treble winners 2014–2015. 

Embel-embel nama besar dan gelar yang diraih sebagai pemain itu pun jadi beban bagi Titi maupun Masche sebagai pelatih. Masche yang baru debut bersama Argentina U-20 tentu saja belum bisa menghasilkan prestasi. Beda dengan Henry yang pernah menangani AS Monaco (2018–2019) dan Montreal Impact (2019–2021), tetapi gagal total. Itu menilik persentase kemenangan dari kedua tim tersebut tidak sampai 35 persen. 

“Kali terakhir Prancis memenangkan medali emas (Olimpiade) sudah 40 tahun silam meski setelah itu kami memiliki banyak pemain hebat. Harus kuakui, tim Amerika Latin (Argentina) akan jadi pesaing terberat,” papar Henry kepada L’Equipe. (io/c17/dns/jpg/er)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X