Manchester City kembali mengguncang Premier League dengan tuduhan baru yang diarahkan kepada beberapa rivalnya, termasuk Arsenal, di tengah proses hukum terkait 115 dakwaan pelanggaran aturan keuangan.
Dalam pernyataan resmi terbaru yang dibagikan kepada klub-klub Premier League, Manchester City menyebut bahwa aturan keuangan yang berlaku saat ini gagal memenuhi prinsip transparansi, objektivitas, ketepatan, dan proporsionalitas serta berpotensi mendistorsi persaingan.
Baca Juga: Setelah Dilanda Ketidakpastian, Akhirnya Mo Salah Tandatangani Kontrak Perpanjangan di Liverpool
Juara bertahan liga tersebut menyoroti ketimpangan dalam penerapan aturan, terutama terkait dana dari pemegang saham (shareholder loans).
City mengklaim bahwa dana investasi dari pemilik klub seperti yang diterima oleh Arsenal, Brighton, Everton, dan Leicester City tidak mendapatkan pengawasan ketat seperti halnya kesepakatan sponsor yang mereka lakukan, yang sebelumnya sempat diblokir oleh liga.
Mantan CEO Everton, Keith Wyness, yang kini menjadi konsultan sepak bola, menyebut bahwa argumen City memiliki dasar logika yang kuat. Dalam podcast Inside Track dari Football Insider, Wyness mengatakan bahwa ini adalah titik lemah dalam buku aturan Premier League.
"Argumen mereka masuk akal. City punya dasar. Ini memang celah dalam argumen dari pihak Premier League," ujar Wyness. Namun ia juga menilai bahwa langkah terbaru City ini bisa jadi merupakan bagian dari strategi untuk menekan dan mendapatkan leverage terhadap Premier League menjelang hasil keputusan terkait kasus 115 dakwaan tersebut.
"Besar kemungkinan ini adalah kartu negosiasi yang sedang dimainkan oleh City. Mereka ingin menyelesaikan ini di luar pengadilan dan mulai menekan dari balik layar," tambahnya.
Sementara itu, terungkap juga bahwa Arsenal tengah mempersiapkan diri untuk merekrut bintang Sporting CP, Viktor Gyokeres, di bursa transfer musim panas.
Klub asal London itu diyakini masih berada dalam batas Profit and Sustainability Rules (PSR), sehingga bisa menyelesaikan kesepakatan besar untuk penyerang bernilai GBP 85 juta tersebut. (*)