Rencana transfer Thomas Partey ke Villarreal memicu gelombang penolakan dari para penggemar. Meskipun status hukum belum inkrah, gelandang asal Ghana itu tengah menghadapi dakwaan serius yang membuat publik menilai keputusan klub sebagai langkah keliru.
Dilansir dari Daily Mail (6/8), ratusan pendukung Villarreal menandatangani petisi menolak kedatangan Thomas Partey, mantan gelandang Arsenal yang saat ini sedang menghadapi lima dakwaan pemerkosaan dan satu pelecehan seksual terhadap tiga perempuan.
Meskipun belum terbukti bersalah secara hukum, publik menyoroti etika dan nilai yang dijunjung klub berjuluk Yellow Submarine tersebut.
Partey, 32 tahun, muncul di Pengadilan Magistrat Westminster pada Selasa (5/8) untuk menjalani sidang perdana. Jaksa menyebut Partey didakwa atas tiga kasus pemerkosaan yang diduga terjadi di rumahnya di Hertfordshire, Inggris, serta satu kasus di sebuah resort di Spanyol.
Partey juga dituduh melakukan pelecehan terhadap wanita ketiga. Crown Prosecution Service (CPS) menyatakan dakwaan resmi baru dijatuhkan setelah tiga tahun penyelidikan intensif. Transfer Partey ke Villarreal mencuat setelah ia mendapatkan jaminan bersyarat yang secara hukum membolehkannya melanjutkan karier sepak bola.
Namun, kabar tersebut menuai reaksi keras. Petisi online bertajuk ‘Say No to Thomas Partey at Villarreal’ telah ditandatangani lebih dari 800 orang. Petisi itu menyoroti pentingnya menjaga integritas klub dan menghormati korban kekerasan seksual.
Kelompok Arsenal Supporters Against Sexual Violence juga melakukan aksi protes di luar pengadilan, menyayangkan keputusan Arsenal yang dinilai pasif dalam menangani kasus ini sebelum kontrak Partey berakhir pada Juni lalu.
Sebelumnya, Partey bergabung ke Arsenal dari Atletico Madrid pada 2020 dengan nilai transfer £45 juta (sekitar Rp 981 miliar).
Musim lalu, ia tampil 35 kali dan mencetak empat gol. Pelatih Mikel Arteta sempat menyebutnya sebagai pemain penting, tetapi upaya perpanjangan kontraknya gagal. Hingga saat ini, pengacara Partey menegaskan bahwa kliennya membantah semua tuduhan dan menyambut proses hukum sebagai kesempatan untuk membersihkan namanya.
Suporter berharap klub-klub besar seperti Villarreal diharapkan lebih peka terhadap sensitivitas publik dan reputasi institusi yang mereka wakili. (*)
