• Senin, 22 Desember 2025

Upaya Power Metal Bangkit dengan Keluar dari Zona Nyaman, Dulu Rasa Iron Maiden, Sekarang Dream Theater

Photo Author
- Kamis, 28 Juli 2022 | 13:20 WIB
Personel Power Metal. FOTO: ROBERTUS RISKY/JAWA POS
Personel Power Metal. FOTO: ROBERTUS RISKY/JAWA POS

Dengan vokalis anyar, Power Metal mengubah pilihan genre dan warna lirik dengan maksud merebut hati pendengar muda. Di dua show untuk memperkenalkan album terbaru, keinginan itu mulai membuahkan hasil.

 

FAHMI SAMASTUTI, Surabaya 

SELERA makan Bais Gondrong langsung hilang setelah membaca pesan WhatsApp siang itu. Ipunk, gitaris Power Metal, memberinya tawaran yang sulit dia jawab: jadi vokalis band metal kenamaan asal Surabaya tersebut.

”Saya bingung jawabnya,” kenang mantan vokalis band Ninety Nine itu saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos di Surabaya pada Kamis (21/7) pekan lalu.

Tawaran pada 21 April tahun lalu tersebut tidak mudah dijawab bukan hanya karena nama besar Power Metal, band yang telah melahirkan sepuluh album dengan sekian banyak hit. Tapi juga karena Bais sadar dirinya bakal menggantikan Arul Efansyah, vokalis sebelumnya yang sejak 1989 nada tingginya demikian identik dengan Power Metal.

Akhirnya bernegosiasilah Bais dengan Ipunk, satu-satunya personel formasi pertama Power Metal yang tersisa. Dari masalah kontrak hingga kesanggupan meninggalkan Medan, kota tempat Bais tinggal. ”Jam 14.00 dikontak, jam 17.00 deal,” lanjut Bais.

Bais memang sangat mengenal Power Metal. Sebab, dia lama berkiprah dalam band cover yang membawakan karya-karya band yang berdiri sejak 1987 itu.

Ipunk menyebutkan, untuk bisa sampai pada keputusan menawari Bais posisi yang ditinggalkan Arul tahun lalu itu, ada tahapan kurasi dan seleksi ketat yang kudu dilalui. Awalnya Bais dipantau lewat YouTube. Saat itu vokalis 39 tahun tersebut menyanyikan hit Steelheart She’s Gone dalam versi dinaikkan dua nada. Padahal, kunci aslinya saja sudah menyiksa tenggorokan.

Ipunk juga mengamati penampilan hingga cara bicara Bais via video. Setelah mantap, barulah dia mengajukan namanya ke grup WhatsApp Power Metal. ”Ya alhamdulillah, akhirnya awet sampai sekarang ini,” imbuhnya.

Dari band-band rock seangkatannya yang rata-rata dibesarkan festival besutan Log Zhelebour, Power Metal bisa dibilang ”the last man standing”. Memang masih ada Grass Rock, tapi dari sisi produktivitas, Power Metal jauh di atas.

Grass Rock terakhir merilis album pada 2016 yang merupakan album studio kelima mereka. Sedangkan Power Metal sudah menelurkan sebelas album, termasuk Power XI yang dirilis pekan lalu dengan Bais sebagai vokalis.

Power One (1991) yang diproduseri Log bisa dibilang album Power Metal yang paling banyak melahirkan hit. Dari Satu Jiwa serta Angkara yang kuat sentuhan heavy dan speed metal sampai balada semacam Bayangan Dirimu dan Pengakuan.

Peran Log memang sangat besar dalam tumbuh kembang Power Metal. Pemilik hit Timur Tragedi dan Sirna itu menjuarai festival besutan promotor asal Surabaya tersebut mulai level Jawa Timur, Jawa, sampai Indonesia. Power Metal juga berkembang dalam lingkungan musik Surabaya yang merupakan ladang subur band rock. Sejarahnya sudah terentang jauh ke belakang, termasuk turut melahirkan dua band legendaris AKA dan SAS.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Resensi Buku Buat Apa Rindu Kau Terjemahkan

Senin, 24 November 2025 | 14:32 WIB
X