Presenter Raffi Ahmad yang biasanya cuek atas kasus-kasus yang menimpanya, kali ini mengaku sedih dengan munculnya kabar tidak sedap dituding perusahaannya menjadi tempat penitipan uang hasil korupsi untuk pencucian uang.
Raffi Ahmad sedih karena apa yang beredar di media sosial dianggapnya sudah sangat keterlaluan. Pria asal Bandung itu merasa telah difitnah dan dia menduga ada kaitannya dengan pilihan politiknya dalam mendukung capres tertentu dalam Pilpres 2024.
"Aku sedih diberitain kayak gitu. Aku ini kerja 20 tahun lebih, benar-benar dari bawah," kata Raffi Ahmad di hadapan awak media, belum lama ini.
Raffi meminta publik untuk tidak mudah percaya dengan pernyataan yang muncul di media sosial. Dia menegaskan kekayaannya merupakan hasil dari memeras keringat setiap hari tanpa mengenal lelah dan waktu.
"Aku juga nggak patah semangat meskipun dijatuhkan, difitnah, nggak apa-apa. Ini membuat aku lebih semangat untuk terus berkarya," katanya.
Raffi Ahmad justru masih memotivasi orang-orang yang mungkin saat ini mengalami kesedihan mendapat cobaan atau sedang berjuang. Raffi meminta mereka untuk tidak mudah patah semangat hanya karena rintangan yang dihadapi.
"Dalam keadaan apa pun, kita harus tetap bisa bangkit dan jangan gampang percaya dengan hal-hal seperti itu," katanya.
Kabar bahwa Raffi Ahmad dan RANS Entertainment menjadi pengumpul dana dari hasil korupsi sebelumnya disampaikan oleh Ketua NCW Hanifa Sutrisna di kanal YouTube Nasional Corruption Watch dan juga diunggah di akun TikTok DPP NCW.
Dia mengatakan, Raffi Ahmad dan RANS Entertainment diduga menjadi tempat pencucian uang para koruptor setelah adanya aliran dana tidak wajar dengan nilai fantastis mengalir kepada suami Nagita Slavina itu dan juga perusahaannya.
Secara lantang dia menyatakan, ada dugaan dana dalam jumlah besar dari sejumlah koruptor dan terdakwa korupsi mengalir kepada Raffi Ahmad dan RANS Entertainment.
Salah satu uang haram yang disebut mengalir ke Raffi Ahmad berasal dari mantan jenderal yang saat ini mendekam di dalam penjara. Sayangnya dia tak menyebutkan siapa sosok mantan jenderal dimaksud. (*)