HARI Guru yang diperingati setiap tanggal 25 November dijadikan indikator betapa pentingnya peran guru dalam abad global dan era reformasi saat ini. Itu berarti, komunitas dunia secara global mengakui kontribusi guru terhadap pembentukan sikap, perilaku, serta ketercapaian transfer of learning pada peserta didik baik secara individu maupun kelompok.
Perkembangan teknologi dan kurangnya budaya penanaman karakter anak sejak dini mengubah peran guru dari mengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran, menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran agar berlangsung dengan baik terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran antara lain, membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis, mensintesis, bertanya, merespons, mendengarkan, menciptakan kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi, menyediakan media untuk mengkaji materi standar, menyesuaikan metode pembelajaran, dan hal utama adalah pendidikan karakter masing-masing pribadi siswa.
Berbicara tentang pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini di sekolah pada masing-masing pribadi siswa adalah peserta didik masa kini yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal yaitu, ia yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, ia merasa setara dengan orang lain, ia menerima pujian tanpa rasa malu, ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak sepenuhnya disetujui masyarakat, ia mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.
Sedangkan kita melihat dalam dunia pendidikan saat ini ada peserta didik yang memiliki konsep diri negatif pada dirinya yaitu, ia peka pada kritik, responsif sekali terhadap pujian, selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun, cenderung merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimis terhadap kompetisi. Lalu bagaimana jika semua peserta didik memiliki karakter seperti ini? Apakah guru yang disalahkan oleh orangtua masa kini?
Perlu kita ketahui bagi pendidik ataupun orangtua serta masyarakat bahwa faktor yang memengaruhi konsep diri adalah orang lain. Orang lain tersebut termasuk di dalamnya adalah orangtua, teman sebaya, dan lingkungan yang lebih luas seperti lingkungan sekolah dan masyarakat.Artinya, peserta didik akan berperilaku sesuai dengan konsep diri yang ia miliki. Misalnya bila seorang individu berpikir bahwa dia bodoh, individu tersebut akan benar-benar menjadi bodoh. Sebaliknya, apabila individu tersebut merasa bahwa dia memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan apapun yang dihadapinya pada akhirnya dapat diatasi. Oleh karena itu, peserta didik tersebut berusaha hidup sesuai dengan label yang diletakkan pada dirinya. Dengan kata lain sukses karakter peserta didik dalam komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri seseorang, apakah konsep diri positif atau negatif.
Jadi, dalam hal ini konsep diri sangat berperan dalam mempertahankan dan menentukan harapan individu, menyeimbangkan perasaan dan persepsi yang bertentangan. Individu akan melakukan perilaku sesuai konsep dirinya. Jika konsep dirinya negative, maka ia akan berperilaku negatif dan sebaliknya jika individu memiliki konsep diri positif maka individu tersebut akan berperilaku positif. Individu tersebut akan berusaha sesuai dengan penilaian diri dan orang lain terhadap dirinya.
Sebagai upaya untuk meningkatkan konsep diri siswa, maka seorang guru wajib memberikan sebuah pembelajaran efektif yaitu layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik yang dapat mendorong siswa untuk mampu meningkatkan konsep dirinya.
Kita pahami saat ini bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan tentunya memiliki kewajiban untuk membantu siswa dalam mengoptimalkan perkembangannya. Tujuan pendidikan terletak pada dimensi instrinsiknya yaitu, menjadikan manusia sebagai manusia yang baik. Inti pendidikan terjadi di dalam prosesnya. Proses pendidikan tidak hanya sekadar pentransferan ilmu semata, namun terdapat proses penggalian potensi, pengembangan diri, dan pembentukan karakter siswa. Karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat di dalam pendidikan tersebut dapat memahami perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Salah satu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan adalah bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling yang terdapat di sekolah memiliki peranan yang penting dalam pengembangan konsep diri siswa. Sesuai dengan fungsi bimbingan dan konseling yaitu, pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan. Di dalam bimbingan dan konseling juga terdapat empat bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar, dan karier). Dan tujuh layanan (layanaan orientasi, informasi, penyaluran dan penempatan, penguasaan konten, konseling perorangan, konseling kelompok, dan bimbingan kelompok) yang ke semua unsur dalam bimbingan dan konseling tersebut dapat memfasilitasi berkembangnya karakteristik pribadi siswa secara optimal, terutama dalam pengembangan dan peningkatan konsep diri yang positif pada siswa.