TINGGAL bepadah haja, kata Anggota Komisi II DPRD Berau Atilagarnadi. Sebagai respons terhadap kesibukan di dermaga wisata.
Selama perbaikan jembatan, konsentrasi warga yang akan menyeberang dari dan ke Tanjung Redeb, cukup banyak. Dan itu berlangsung hingga malam hari. Ini yang membuat pelayanan wisatawan yang ingin liburan menjadi kurang maksimal.
Saya jumpa dengan Pak Gatot, nama akrab politisi PDIP, di warung pojok. Kami berbincang banyak tentang situasi terkini. Begitupun sekitar politik nasional. Inilah tantangan bagi instansi dalam menerjemahkan keinginan bupati, kata Pak Gatot.
Beberapa kali, kata Gatot, bupati mengunjungi lokasi penyeberangan. Banyak pernyataan yang disampaikan. Di situlah peran seorang pimpinan instansi menerjemahkan apa yang menjadi harapan bupati. Asal tahu saja, ini juiga menjadi ujian bagi pimpinan instansi, kata Gatot.
Ia sempat menyoroti pernyataan terkait dengan dermaga pengganti, khusus pelayanan wisatawan. Harus gerak cepat, bukan pernyataan akan diupayakan, tegasnya. Wisatawan kan datang tanpa pemberitahuan.
Sebelum pindah ke dermaga wisata, ada tempat pendaratan di Jalan Pulau derawan. Tapi, bila pendaratan yang menggunakan kayu bulat itu digunakan, sudah sangat tidak layak. Riskan bagi wisatawan atau siapapun penggunanya.
Kan ada dermaga yang dikelola salah satu perusahaan tambang, kata Gatot. Apa susahnya ketemu dengan manajemen, menyampaikan persoalan yang dihadapi. Tinggal Bepadah, bisa ikut menggunakan sementara khusus melayani wisatawan, kata Pak Gatot. Perusahaan pasti dengan senang hati memberikan izin.
Semua speedboat yang biasa melayani wisatawan, bisa bergeser ke lokasi itu. Dengan catatan, tak menggangu pergerakan armada angkutan karyawan perusahaan. Bisa saja speedboat sandar di higanya, kata Gatot.
Saya sependapat dengan gagasan anggota dewan yang dikenal sangar itu. Sesuai tupoksi masing-masing bergerak cepat. Sehingga, Bupati tak mesti turun lagi ke lokasi setiap hari. Begitupun dengan wakil bupatinya. Tinggal menyampaikan laporan saja.
Dalam dua pekan ini, nampaknya kesibukan di dermaga wisata akan berkurang. Termasuk penyeberangan di beberapa titik, dengan menggunakan LCT. Kabarnya, ada penyeberangan berbayar yang diusahakan pihak swasta.
Lokasinya di alur sungai Berau. Semua proses perizinan sudah dilakukan. Ini bisa membantu kendaraan niaga yang akan melanjutkan perjalanan keluar daerah. Begitupun dengan kendaraan berat, yang membawa BBM maupun keperluan pekerjaan jalan.
Dengan begitu, kepadatan kendaraan akan terurai di lebih dari tiga titik. Kehadiran angkutan berbayar, jelas sangat membantu kelancaraan kendaraan. Khususnya kendaraan yang membawa berbagai kebutuhan masyarakat. Berputar sedikit ke wilayah Gunung Tabur, tak masalah.
Menurut Pak Gatot, peluang yang dimanfaatkan oleh swasta walau hanya berlangsung singkat, ini memberikan dampak yang sangat besar. Bisa membantu kelancaran dunia usaha, kata Gatot.
Berbincang dengan Pak Gatot itu mengasyikkan. Kadang datar, kadang juga penuh dengan hentakan. Dan, saya belajar banyak juga dengan beliau. Terutama cerita sekitar kegiatan kepartaian dan kedewanannya. Tinggal bepadah haja kan, bos? (*/sam)