• Senin, 22 Desember 2025

Bicara Uncuy

Photo Author
- Senin, 19 Juni 2023 | 12:27 WIB
-
-

SUDAH ada jawabannya. Sempat dikhawatirkan sekitar angkutan bahan strategis maupun bahan penting lainnya. Kalau angkutan itu ikut antrean panjang.

Kalau disebut membaca peluang, tak ada kelirunya. Benar, selain membaca peluang sekaligus membantu menjawab persoalan yang dihadapi warga. Kepadatan kendaraan mulai terurai.

Lokasi di sungai Berau. Ada angkutan (LCT) yang dihadirkan pihak swasta, yang mengkhususkan penyeberangan kendaraan berbayar. Yang diangkut, mobil tangki BBM yang akan dibawa ke wilayah pesisir.

Saya belum dapat informasi lengkap, berapa besar bayaran yang ditetapkan, untuk sekali penyeberangan. Pengelolanya pasti berhitung juga. Berapa biaya operasiopnal yang dikeluarkan, sebelum menetapkan tarif. Pengelolanya kan mau untung juga.

Menghitungnya mungkin, berapa banyak biaya yang dikeluarkan sekali pergerakan penyeberangan berangkat dan kembali. Biaya itu yang dibebankan kepada kendaraan yang ikut. Murni dioperasikan swasta tanpa subsidi daerah.

Taruhlah, sekali berangkat dan kembali itu biaya operasional BBM dan lainnya sekitar Rp 3 juta. Itulah patokan dalam menetapkan tarif per kendaraan. Baik mobil niaga, angkutan umum, dan motor.

Ada pilihan baru. Kalau ingin penyeberangan dengan cuma-cuma, bisa antre di kampung Limunjan. Yang mau lebih cepat sampai ditujuan, bisa memanfaatkan angkutan berbayar itu. Tinggal memilih saja.

Beda tempat mendaratnya saja. Angkutan berbayar itu di wilayah Gunung Tabur. Angkutan ayam potong dan sayur-mayur, bisa lebih cepat kalau tujuannya ke pasar Adji Dilayas atau yang ingin melanjutkan perjalanan ke Samarinda.

Hari Minggu (18/6) kemarin, ada ‘perang’ opini di warung pojok. Membahas peluang para kandidat yang akan maju di pileg mendatang. “kita bahas pileg saja dulu, walau masih lawas,” kata Hendra, pengunjung setia warung pojok. “Bujur, kada usah membahas soal penyeberangan,”kata Abu, agen gas elpiji.

Jadi begini, kata Agus, yang perlu kita pikirkan bersama wakil kita yang akan maju ke DPRRI dan DPRD Kaltim. Alasannya, agar perhatian dan peluang mengucurnya anggaran pembangunan dari pusat dan provinsi. Kita kan bisa lihat selama ini, kata Agus.

Kalau seperti Pak Makmur dan Pak Ucin (Husin Djufrie) atau siapapun, kata Agus, berhasil duduk di DPRD Provinsi, maka kita bisa lihat wajah Berau selama lima tahun akan berubah drastis.

Belum lagi, bila Pak Agus Tantomo bisa lolos ke DPRRI, nama kabupaten Berau akan lebih mencuat lagi. Otomatis, akan lebih banyak anggaran yag bisa mendukung pembangunan di daerah. “Saya ke mana-mana akan terus menyuarakan nama Pak Agus Tantomo,” kata Agus Minto.

Kalau soal figur yang akan duduk di DPRD kabupaten? “Itu tergantung Pak Nuang,” kata Agus. Kebetulan bersamaan datangnya Nuang, salah seorang yang selama ini dikenal bersuara keras dalam mengkritisi berbagai persoalan.

“Semuanya tergantung uncuynya,” kata Nuang. Maksudnya? Ia membandingkan dengan situasi pileg lima tahun silam. Diakui atau tidak, banyak beredar uncuy. Angkanya bervariasi. Dan angka itu akan berubah lebih banyak laghi menjelang hari H.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X