• Senin, 22 Desember 2025

Keroncong Kenangan

Photo Author
- Senin, 10 Juli 2023 | 01:26 WIB
-
-

MASIH tetap bertahan. Bertahan di tengah arus warna musik yang semakin beraneka. Bertahan hingga rambut memutih, satu per satu.

Teman saya Ideramsyah, berkirim kabar sekaligus mengundang bertemu di rumah Pak Basri di Jalan Murjani, depan kantor Dinas Tenaga Kerja. Bermalam minggu sambil menikmati musik keroncong, begitu pesan Ideramsyah.

Saya langsung semangat. Saya wajib hadir. Makanya, hadir tepat waktu, di saat undangan yang lain belum datang. Para pemusik sudah hadir lengkap. Sudah mulai menyesuaikan masing-masing alat musik agar harmoni.

Formasinya, sama dengan yang saya sering saksikan di rumah Pak Makmur puluhan tahun silam. Bedanya, dulu yang nampak masih segar. Sekarang juga masih seperti itu. Masih segar. Hanya rambut dan wajah yang banyak berubah.

Ada dua senior yang tampak tak ikut bergabung. Seingat saya, satu sering jumpa di Pulau Maratua. Apakah beliau sudah pindah domisili, sehingga tak bisa ikut bergabung. Dan, yang satu lagi, Pak Kamaruddin kondisi kesehatannya belum memungkin untuk hadir.

Dua minggu lalu saya sempat jumpa dengan Pak Kamaruddin. Saat jumpa di warung pojok itu, Ia bercerita soal kondisi kesehatannya. Mungkin beliau butuh istirahat. Karenanya, waktu kelompok musik tampil di rumah Pak Basri di malam hari, dia tak bisa bergabung.

Sekitar jam 21.00 Wita, Pak Makmur tiba bersama istri Seri Marawiyah. Ini pasti seru, kata saya. Pak Makmur bersama istri sama-sama senang bernyanyi. Apalagi Bu Marawiyah, yang dikenal sejak lama sebagai penyanyi keroncong.

Keduanya punya lagu andalan. Kalau Pak Makmur, lagu ambon Siomama yang dinyanyikan dengan langgam keroncong. Sang istri, juga membawakan lagu kesukaannya.

Walau sering menyaksikan penampilan kelompok musik keroncong di berbagai tempat, saya tidak tahu nama grup mereka. Saya menyebutnya keroncong family, sebab para pemain musiknya ada ikatan keluarga.

Pak Makmur sebelum bernyanyi, mengenang ketika membawa kelompok musik ini diajak tampil di salah satu event di Jakarta. Lokasinya di Hotel Indonesia. Tampil bersama Sundari Soekoco. Masih ingatkan dulu daeng, waktu kita bawa musik keroncong ke Jakarta, kata Pak Makmur.

Tak banyak pencinta musik keroncong maupun sahabat Pak Makmur yang hadir. Tapi, di saat yang sama, politikus partai Gerindra Pak Wahyu, langsung menyebar video maupun foto ke media sosial.

Dari media sosial itulah, teman-teman di warung pojok, memberi komentar. Pak daeng tidak ikut menyanyi keroncongkah?, kata Pak Andi, yang melihat postingan Pak Wahyu. Padahal, kata Andi, lagu bugis atau lagu Makassar pun, bila dikeroncongkan, enak didengar. Hanya penikmat saja, kata saya.

Di warung pojok, kemarin (9/7), berkumpul para gen A. Bercerita hal-hal lawas. Bagaimana seorang yang sekarang sudah sukses, dulunya juga dari nol. Ada pengusaha yang dulu tinggal di rumah kontrakan, sekarang sudah memiliki banyak rumah kontrakan.

Ada Pak Nuang yang dikenal vokalis dari Teluk Bayur. Ada Pak Agus, Pak Bram yang tinggal di Gang Borobudur. Ada pengusaha muda asal Pulau Maratua, rumahnya di Jalan Niaga I (pengkolan). Dulu banyak peninggalan Belanda yang masih bagus, sekarang tidak terawat, kata Nuang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X