KIRA-KIRA, apa ya komentar warga yang pertama kali melewati Jembatan Sambaliung? Bagaimana suasana perasaannya? Juga perasaan pengendara lainnya.
Hari Kamis (10/8), dinyatakan finishing selesai. Dan, Jembatan Sambaliung yang mengalami perbaikan selama hampir 10 minggu itu, mendekati selesai. Sebentar lagi, akan difungsikan kembali.
Saya melintas di bawah fly over jembatan. Kesibukan lalu warga yang lewat di sekitar kawasan itu, semakin meningkat. Sementara, di fly over saya melihat dari kejauhan, ada yang berpakaian kuning. Sementara, petugas polres juga sibuk mengatur kendaraan sekitar jembatan.
Mungkin itu prosesi syukuran sebelum secara resmi dilalui kendaraan roda dua. Ya, di awal mulainya pengerjaan, ada prosesi yang sama. Sebagai pertanda agar pekerjaan jembatan bisa berjalan lancar dan setelah melewati pekerjaan, dilakukanlah prosesi yang sama sebagai ungkapan rasa syukur. Semua selesai tanpa hambatan.
Walaupun banyak yang tahu kalau jembatan sudah bisa dilintasi. Namun, jumlah kendaraan yang terparkir di sekitar dermaga wisata, belum berkurang banyak. Masih ada yang parkir dan penuh dengan debu.
Untuk sementara, selama masa uji beban. Jembatan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dulu. Setelahnya (kabarnya di September) barulah disusul dengan kendaraan roda empat. Jadi, sambil menunggu giliran, mobil yang parkir di sepanjang Jalan Isa I dan sekitar jembatan, belum bisa ikut nyeberang jembatan.
Artinya, mobil teman saya yang tinggal di Sambaliung, masih akan parkir di samping rumah. Parkir di bawah naungan pohon matoa. Seperti lainnya di Jalan AKB Sanipah dan Isa I.
Pemilik mobil, masih harus antre di sekitar Singkuang, menunggu antrean LCT yang disiapkan untuk fasilitas penyeberangan. Bila kendaraan roda dua, sudah bisa menyeberangi jembatan. Maka, akan ada dua unit LCT yang bisa dimanfaatkan. Waktu antre pun tidak akan lama.
Warga yang berkumpul di banyak tempat, tema pembicaraan juga sekitar jembatan. Ada yang memang domisilinya di Sambaliung. Ada pula karena urusan tertentu, harus bolak-balik ke Sambaliung sehingga harus menyeberangi jembatan.
Karena aktivitas mulai lancar. Anak sekolah dan pegawai pemerintah dan swasta, tak lagi terlambat masuk kantor. Toleransi terlambat masuk kantor, kini akan dicabut. Para pedagang keliling yang menggunakan motor, sudah bisa kembali menemui pelanggannya.
Dari pembicaraan di warung pojok. Jembatan Sambaliung yang usianya lumayan tua itu, setelah menjalani perbaikan, kualitasnya seperti jembatan yang baru dibikin. Bukan hanya memperbaharui lantai dengan beton dan aspal. Juga memperkuat fondasi tiang pancangnya. Dari jauh, terlihat baru dengan warga yang juga baru.
Tak salah bila disebut sebagai jembatan baru. Dan, usianya pun bisa bertambah. Mungkin, dalam perhitungan teknis. Jembatan Sambaliung setelah melewati perbaikan, bisa bertahan lagi hingga 15 atau 20 tahun ke depan.
Nah, celah waktu panjang itu, bolehlah memikirkan membangun jembatan yang baru, kata pengunjung warung pojok. Bukan hanya jembatan baru yang melintas di Sungai Kelay. Tapi, sekaligus saja membangun jembatan yang membentang di atas Sungai Segah menuju Gunung Tabur.