MAU cantik? Yaa, setidaknya terlihat cantik. Berau punya fasilitas itu. Lokasinya ada di Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan.
Pekan lalu, Wakil Bupati Gamalis meninjau Hiperbarik yang disimpan di kompleks Puskesmas Tanjung Batu. Barang mahal ini, sudah lama tidak difungsikan. Ditambah lagi, belakangan ternyata tersangkut soal hukum. Semakin meranalah.
Hiperbarik terapi atau terapi HBO sudah lama ada. Rasanya, usianya di Tanjung Batu itu hampir 10 tahun. Mengapa disimpan di situ, waktu iu pertimbangan ada kegiatan olahraga air selama berlangsungnya PON.
Pertimbangan lainnya, bahwa sebuah tempat dengan potensi wisata lautnya yang dikunjungi banyak wisatawan, memerlukan fasilitas Hiperbarik. Fungsinya, bila terjadi musibah dekompresi, maka satu-satunya alat yang bisa mengatasi hanyalah hiperbarik.
Maka ditempatkanlah di Tanjung Batu sebagai titik sentral. Bila ada insiden, masih cukup waktu membawa pasien untuk menjalani perawatan. Seseorang yang mengalami dekompresi, hanya punya waktu 8 jam harus segera ditangani. Bila tidak, jiwanya tidak akan tertolong.
Sehingga waktu itu, selain memang potensi bawah lautnya yang jadi daya tarik para penyelam. Kehadiran hiperbarik itu yang menambah kepercayaan, para wisatawan untuk datang menikmati pemandangan bawah laut.
Saya punya pengalaman, seorang penyelam asal Italia, mengalami dekompresi. Asuransi yang dipunyai tidak cukup untuk mendatangkan angkutan udara dari negara asalnya. Hiperbarik yang ada di Tanjung Batu lah yang menyelamatkan jiwanya. Ia minta bantuan pada saya agar bisa menjalani terapi.
Jangan salah, keberadaan hiperbarik di Tanjung batu itu, ketika masih difungsikan, bisa menjadi rujukan khususnya di Kalimantan. Sebab, ada hiperbarik dengan kapasitas yang lebih besar dengan hiperbarik yang dimiliki semua rumah sakit swasta di Kalimantan Timur, bahkan di Kalimantan.
Lalu mengapa hiperbarik itu didiamkan? Bahkan didiamkan cukup lama. Dulu karena ada persoalan listrik. Persoalan pasokan tabung oksigen. Dan, tenaga operator yang memiliki kecakapan khusus, mengoperasikan hiperbarik. Sekarang semua hambatan tak ada lagi masalah. Kecuali tenaga operatornya.
Hiperbarik itu bisa jadi bahan promosi. Kita kaitkan dengan IKN, bahwa eksotisme wisata di Berau dilengkapi dengan fasilitas hiperbarik. Pasti akan menambah nilai jualnya. Bisa sekaligus menjadi rujukan.
Bukan sekadar rujukan bagi penyelam. Tetapi termasuk mereka yang ingin mempercantik diri. Karena itulah, hiperbarik di Tanjung Batu itu, juga sudah diperkuat dengan tarif. Cantik itu mahal. Sudah ada tabelnya.
Saya masih aktif komunikasi dengan operator yang pernah bertugas di Tanjung Batu. Ia pernah menjelaskan, bahwa terapi oksigen di hiperbarik Tanjung Batu itu 100 persen murni oksigen. Itulah yang bisa memperbaiki sel kulit. Kalau mau terlihat cantik, salah satunya ya hiperbarik itu, kata teman saya yang sekarang menjadi konsultan sejumlah rumah sakit yang memiliki hiperbarik.
Seingat saya, ia juga pernah menyebutkan, kalau para pilot dengan jam terbang yang tinggi. Sering menggunakan hiperbarik sebagai terapi oksigen. Untuk merefresh badannya setelah sekian lama di udara. Tentu dengan pramugarinya agar tetap cantik.
Tak salah, kalau Gamalis sangat berharap hiperbarik yang dibeli mahal-mahal dulu itu, difungsikan segera. Apa yang jadi kendala di lapangan, khususnya tenaga operator segera dipersiapkan.