• Senin, 22 Desember 2025

Dua Belas Persen

Photo Author
- Rabu, 23 Agustus 2023 | 00:22 WIB
-
-

NGERI di Jakarta ya? Itu tema bahasan di warung pojok. Yang bikin ngeri, kaitannya dengan kondisi udara yang katanya sangat buruk.

Karena buruk itulah, sebagian pegawai bekerja dari rumah. Sama seperti ketika terjadinya pandemi Covid-19. Masa penyebabnya karena kendaraan bermotor? Di sekitar Jakarta kan banyak industri. Begitu saling silang komentar yang sebetulnya sama-sama membaca informasi dari media sosial.

Debat kecil yang terjadi itu, menjadi tanda positif. Bahwa masyarakat, tak terkecuali yang sering nongkrog di warung kopi, juga mengikuti perkembangan dunia luar. Dari dulu sebetulnya kualitas udara tak pernah bagus, kata saya sambil menyeruput teh susu.

Ada juga (seperti yang ada di media sosial), menyebutkan kalau kontribusi jeleknya udara di Jakarta itu, disumbangkan oleh PLTU dan industri yang menggunakan bahan bakar batu bara. Di berita medsos menyebutnya begitu, kata tamu lainnya.

Saya juga membaca banyak berita terkait udara di Jakarta. Saya hanya senyum-senyum. Lama tidak pernah berkunjung ke Jakarta. Kadang saya berkelakar dengan teman yang mengabarkan posisinya lagi di Jakarta. Masih adakah Monas wal, kata saya sambil tertawa.

Karena PLTU dianggap penyumbang udara yang jelek. Muncul gagasan untuk mempensiundinikan operasional PLTU yang menggunakan batu bara. Diganti dengan bahan bakar lain yang sedikit ramah akan lingkungan. Itu kan di Jakarta bosku.

Sepekan ini, juga disebut-sebut bahwa kualitas udara di Berau juga lagi kurang bagus. Kalau mau tidak disebut tidak baik. Yang dimunculkan, bahwa kendaraan motor adalah penyumbangnya. Padahal, di Berau ada dua PLTU yang sama-sama menggunakan batu bara sebagai bahan bakar pembangkitnya. Di Berau berapa jua motor yang keluyuran di jalan, kata pengunjung warung.

Padahal, ratusan bahkan ribuan kendaraan berat yang dioperasionalkan oleh perusahaan yang menggunakan bahan bakar solar. Ini juga yang dinilai sebagai penyumbang kualitas udara di Berau. Makanya, ada spanduk yang dibuat warga, yang melakukan protes terkait kualitas udara di tempat mereka.

Yang penting, kita masih bisa melihat langit yang cerah. Kita bisa merasakan embun di pagi hari. Karena itu, pemilik kendaraan di Berau, aman-aman saja. Tak perlu bekerja dari rumah bagi para pegawai.

Kalau ada anggapan udara kurang bagus. Kurangi bejalan wal, kata mereka. Atau banyaki naik sepeda haja. Yang masuk kantor, kampanyekan naik sepeda ke kantor.

Berita di media sosial, tentu tidak melulu menyampaikan kualitas udara di Jakarta. Banyak berita lain yang justru sebagian orang merasa gembira. Soal apa itu? Berulang kali diberitakan, bahwa ada kenaikan gaji bagi ASN. Termasuk para pensiunan yang pendapatannya naik dua belas persen.

Angka dua belas lalu di belakangnya ditambah persen, jadi topik pembicaraan juga. Khususnya bagi komunitas yang telah menyelesaikan pengabdiannya sebagai ASN. Hehe, kayak saya.

Teman saya pensiunan lurah, beberapa hari ini, setiap jumpa selalu tersenyum-senyum. Naik daeng, dua belas persen, kata teman saya itu. Maksud dia, menyampaikan kalau gaji para pensiunan itu mengalami kenaikan sebanyak dua belas persen. Itu pesan di balik senyumnya.

Saya biasanya jumpa dengan Pak Andi Erson, mantan Kasatpol PP, jumpa dengan Pak Ibnu Sina, yang mantan Sekkab. Jumpa dengan banyak para pensiunan yang antre menunggu panggilan teller di Bankaltimtara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: uki-Berau Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X