KELAY - Akses menuju ke Danau Nyadeng, di Kampung Merabu, Kecamatan Kelay memang sulit dilalui. Jalur yang licin, naik turun tentu saja membuat wisatawan harus keluar tenaga ekstra untuk menikmati keindahan pemandangan di lokasi tersebut.
Adanya permintaan dari orang nomor satu di Berau, untuk perbaikan jalur menuju ke destinasi wisata alam ini direspons cepat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, dengan melakukan pemasangan papan kayu, yang dibuat seperti jembatan.
Dijelaskan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konstruksi Pembangunan Kawasan DTW Merabu, Syamsiah Nawir, melalui Staf Teknis/Pengawas Kepariwisataan, Andi Nursyamsi menerangkan, anggaran yang dikucurkan untuk pembangunan jalur tersebut dari Dana Bagi hasil dan Dana Reboisasi (DBH-DR) sebesar Rp 2,5 miliar.
“Anggarannya cukup besar. Dan ini tujuannya memudahkan wisatawan untuk berkunjung,” bebernya.
Anggaran tersebut tak hanya digunakan untuk pembuatan jalur yang menggunakan kayu ulin. Namun, Disbudpar juga memberikan fasilitas berupa dermaga kapal dengan standar destinasi wisata, ditambah dengan perbaikan gerbang masuk kampung.
Pembuatan konstruksi jalan kayu menuju Danau Nyadeng, berjarak 1 sampai 1,2 kilometer. Demi memudahkan wisatawan berjalan dari dermaga menuju Danau Nyadeng.
“Jarak dapat saja berubah, untuk memastikan tidak ada kayu yang ditebang dari proyek ini. Pas selesai langsung dilakukan penghitungan ulang,” katanya.
Saat ini, proyek dari kucuran dana pemerintah pusat tersebut sudah menyentuh angka 78 persen.
Dimulai sejak dua bulan lalu. Dipastikan, lantai jalan saat ini telah tembus masuk ke titik Danau Nyadeng. Sehingga pekerjaan tersisa, hanya pembuatan ralling alias pegangan pengaman jalan.
Andi menegaskan, atas pengawasan yang ketat, progres pengerjaan masih sesuai dengan target. Dia bilang, pada akhir Desember nanti, sebelum perayaan natal 2023 dan tahun baru 2024, proyek tersebut rampung.
“Kami targetkan akhir bulan ini, semua kegiatan di sana sudah selesai. Doakan saja. ini bisa lebih cepat dari kontrak,” ucapnya.
Mendapatkan informasi langsung dari kontraktor pelaksana, Andi menyampaikan, bila curah hujan yang tinggi dalam beberapa bulan belakangan ini, mengakibatkan proyek tersebut sedikit terkendala. Dia pun kaget, lantaran progres proyek masih memenuhi target.
“Minggu ini kami mau cek lokasi, kami akan ajak temanteman untuk liat langsung situasi di lapangan,” ujar Andi.
Dirinya pun menyampaikan, bila kucuran anggaran dari pemerintah pusat tersebut tak lepas dari komitmen pemerintah untuk menjaga keaslian ekowisata di Bumi Batiwakkal. Menggunakan prinsip pembangunan hijau yang tetap melestarikan hutan dunia.