"Tadi ada beberapa yang saya soroti, seperti PT BARA karena banyak pengaduan yang masuk, kemudian juga PT SKS yang hutan itu, antara hidup dan mati," terang Akmal.
Akmal juga mengapresiasi kinerja Bank Kaltimtara yang sampai sejauh ini masih cukup baik pengelolaannya. Kemudian juga Jamkrida yang sebelumnya telah mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 100 miliar. Ia berharap tambahan modal tersebut bisa berdampat pada peningkatkan pendapatan serta berkembang kebidang-bidang lainnya.
Pada Kamis (25/1) kemarin, Akmal Malik juga memimpin rapat konsolidasi dengan sejumlah BUMD di Balikpapan. Dalam rapat tersebut, Akmal mendorong BUMD untuk bisa bersinergi sehingga dapat memberi kontribusi lebih tehadap PAD.
Dia memberi contoh Bankaltimtara yang semestinya bisa memberikan ruang pinjaman bagi BUMD yang ada di Kaltim. Misalnya saja tadi PT MBS (Melatih Bhakti Satya) yang justru mengambil modal dari bank lain. Adapula PT Migas Mandiri Pratama (MMP) Kaltim yang justru memindahkan dananya ke bank lain.
"Bankaltimtara juga semestinya bisa menjadi penjamin bagi Jamkrida, tapi sampai sejauh ini belum. Kan kita punya bank, kenapa harus mengandalkan bank lain," kata dia.
Di sisi lain, Akmal menilai kinerja BUMD sepanjang 2023 kemarin sudah cukup menjanjikan. PT MMP misalnya, sepanjang 2023 tercatat berkontribusi sebesar Rp 90 miliar terhadap PAD Kaltim. "Memang tidak semua kontribusinya signifikan, tapi kita akan dorong supaya lebih berkembang. Mereka menargetkan tahun ini bisa meningkat," ungkap Akmal.
BUMD lain, seperti Jamkrida dan PT Listrik Kaltim diakui Akmal memang belum optimal kontribusinya terhadap PAD pada tahun lalu lantaran terkendala sejumlah masalah.
"Seperti Jamkrida kan masih terkendala pembayaran klaim selama Covid-19 kemarin. Begitu juga dengan listrik yang masih ada masalah dengan rekanan," kata Akmal. (hul)