TELUK BAYUR - Penerangan jalan pada objek wisata Kota Tua Teluk Bayur dikeluhkan masyarakat hingga pedagang kaki lima yang berjualan di sana. Sebab, kondisinya sangat gelap pada malam hari, lantaran minim penerangan. Khususnya yang berada di sekitar Lapangan Steenkolen Teluk Bayur.
“Kami kegelapan kalau berjualan di malam hari. Ketika Kota Tua kembali dihidupkan lagi, memang sempat terang. Tapi cuma sebentar, lalu sudah mati lagi,” kata Endang, salah seorang pedagang di sana.
Ia mengungkapkan saat malam hari banyak aktivitas yang meresahkan masyarakat. Seperti banyak orang yang minum minuman beralkohol dan buang air kecil sembarangan di belakang rombong para pedagang.
Menurutnya, sangat tidak elok jika tempat wisata dipakai untuk kegiatan yang tidak baik.
“Kalau gelap kan jadi sepi pengunjung. Kami yang dagang juga berkurang pendapatannya. Kami sudah lapor juga ke pihak kelurahan dan kecamatan tapi belum ada tanggapan,” ungkapnya.
Dirinya berharap pemerintah daerah dapat menaruh perhatian lebih terhadap objek wisata Kota Tua Teluk Bayur. Selain penerangan, ia juga meminta agar keamanan di sana dapat dijaga.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Ilyas Natsir mengakui penerangan di objek wisata Kota Tua sudah lama mati, lantaran tidak ada yang menganggarkan perawatan.
Sementara, kewenangan Disbudpar tidak termasuk pada perawatan tersebut. Hanya sebatas pembinaan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan masyarakat di sekitar lokasi wisata. Serta pengelolaan aset pemerintah daerah yang dijadikan pariwisata.
Diungkapkannya, yang membuat layout Kota Tua sebelumnya yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau. Sedangkan, Kota Tua termasuk dalam area ruang terbuka hijau (RTH). Ke depan pihaknya akan membantu mengkoordinasikan dengan OPD terkait perawatan penerangan di sana.
“Selama ini lampunya tidak ada pemeliharaan. Dibiarkan saja mati. Seharusnya pihak kecamatan ada inisiatif untuk dianggarkan. Sayang kalau gelap, apalagi setelah ditata Kota Tua semakin bagus,” tuturnya.
Terpisah, Camat Teluk Bayur, Edi Baskoro mengaku belum mengetahui lebih detail terkait permasalahan tersebut. Lantaran baru menjabat sebagai Camat Teluk Bayur belum lama ini.
Dirinya akan terlebih dahulu melihat seperti apa Dokumen Perencanaan Anggaran (DPA) Kecamatan Teluk Bayur, agar bisa mencarikan solusinya.
“Nanti saya lihat dulu, apakah memungkinkan untuk anggaran perawatan lampu jalan di sana,” katanya.
Jika tidak memungkinkan untuk dianggarkan, pihaknya akan meminta bantuan kepada pihak ketiga yang beroperasional di Teluk Bayur. Koordinasi dengan OPD terkait juga akan dilakukan pihaknya.