Kepala Perum Bulog Kaltim Kaltara Mersi Windrayani menjelaskan, terkait kondisi harga beras saat ini memang disebabkan pengaruh keterlambatan panen di tingkat petani. Lonjakan harga beras hanya terjadi pada jenis premium. Karena itu, Bulog disebutnya punya peran menyediakan pasokan beras dengan harga yang lebih terjangkau.
“Sampai hari ini (8/3) kami punya stok hampir 20 ribu ton yang tersebar di cabang-cabang Bulog di Kaltim dan Kaltara. Dan melihat kemungkinan panen raya pada akhir Maret atau awal April, maka akan ada tambahan stok. Kami akan memprioritaskan serap panen yang di Kaltim Kaltara. Jadi diperkirakan stok ini akan bertahan hingga Juni atau awal Juli,” ucap Mersi.
Bulog yang berfungsi sebagai pengaman ketersediaan pasokan pangan termasuk beras, disebut Mersi akan memonitor ketersediaan beras di seluruh cabang-cabang mereka. Sehingga jika ada keperluan dari satu wilayah, maka pasokan akan dikirimkan ke wilayah tersebut. Sebagai bentuk menjaga ketersediaan dan stabilitas harga di daerah tersebut.
“Hingga kini, kami sudah menyalurkan hingga 7 ribu ton di Kaltim-Kaltara. Pasokan paling banyak tentu di Samarinda. Untuk mendapatkan beras dari Bulog, masyarakat tidak lagi kesulitan. Karena beras kami sudah ada di pasar-pasar tradisional dan ritel modern. Kami juga apresiasi Pemprov Kaltim karena mendukung penuh kami dalam gerakan pangan murah yang serentak dilakukan di Kaltim. Termasuk dalam operasi pasar,” ucapnya.
Karena secara stok aman dan mudah diperoleh, Mersi mengingatkan masyarakat untuk bersikap bijak. Tidak melakukan pembelian secara berlebihan (panic buying). Adapun dalam gerakan pangan murah atau operasi pasar yang dilakukan terdapat pembatasan pembelian, itu hanya sebagai bentuk pemerataan. Sehingga, masyarakat yang datang bisa mendapatkan beras yang dijual saat itu.
“Kami berharap, harga beras kita tertahan dengan gelontoran beras Bulog ini. Juga memengaruhi harga beras di pasaran bisa turun. Namun yang terpenting, masyarakat harus bijak membeli khususnya di Ramadan dan Idulfitri,” ucapnya.
PICU INFLASI
Berdasarkan rilis inflasi Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga konsumen (IHK) Balikpapan pada Februari 2024 mengalami inflasi sebesar 0,08 persen (month to month/mtm). Capaian tersebut lebih rendah dibandingkan Januari 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi IHK Balikpapan tercatat sebesar 3,22 persen (year on year/yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan Robi Ariadi menjelaskan, realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi gabungan empat kota di Kaltim (3,28 persen yoy) namun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (2,75 persen yoy).
“Tingkat inflasi tahunan yang masih cukup tinggi tersebut disebabkan oleh suplai bahan pangan yang mayoritas didatangkan dari luar Balikpapan,” kata Robi dikutip dari rilis Kantor Perwakilan BI Balikpapan, Selasa (5/3).
Hal itu menjadi tantangan tersendiri karena volatilitas harga pangan sangat dipengaruhi oleh dinamika harga di luar Balikpapan. Untuk itu, upaya menciptakan kemandirian pangan menjadi agenda prioritas yang perlu disinergikan dengan semua pemangku kepentingan.
“Adapun komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada Februari 2024, antara lain beras, angkutan udara, ikan layang, udang basah, dan sawi hijau. Kenaikan harga beras disebabkan oleh bergesernya masa panen serta adanya kejadian banjir yang melanda daerah pemasok,” ucapnya. (rom/k15)