Program pemberian bantuan seragam siswa berlanjut lagi. Disdikbud sudah mulai produksi seragam siswa untuk Tahun Ajaran 2024/2025. Seperti diketahui, seragam ini diberikan kepada siswa SD kelas 1, SMP kelas 7, dan sekolah kesetaraan. Baik negeri maupun swasta.
Kepala Disdikbud Irfan Taufik mengatakan, paket seragam tidak mengalami perubahan. Setiap siswa akan mendapat tiga pasang seragam gratis. Di antaranya, seragam nasional putih merah SD atau putih biru SMP, seragam batik, dan pramuka. Lengkap dengan topi dan dasi.
“Seragam sudah mulai produksi, paket seragam sama seperti tahun lalu. Hanya berbeda dari jumlah dan ukuran,” ucapnya. Irfan menjelaskan, kali ini pihaknya langsung memproduksi seluruh seragam alias 100 persen. Tidak seperti sebelumnya, menunggu siswa masuk dan mengambil ukuran baju.
Baca Juga: Aktivitas Pertamini Tak Kunjung Ditertibkan, Pemkot Samarinda Jangan Masuk Angin
Tujuannya, agar sebelum siswa masuk sekolah memulai tahun ajaran baru, mereka sudah mendapat bantuan seragam. Irfan beralasan, selama ini ukuran baju juga tidak jauh berbeda selama dua tahun terakhir distribusi bantuan seragam. Sehingga produksi tahun ini, pihaknya memproyeksi kurang lebih memiliki ukuran yang sama.
Dia mengaku, kecocokan ukuran seragam hingga lebih dari 90 persen. “Kami lihat produksi seragam bisa mulai sekarang tidak masalah dan nanti siswa tidak perlu menunggu bantuan seragam datang,” imbuhnya. Ketika siswa masuk sekolah sudah pakai seragam baru.
Irfan menjelaskan, selama dua tahun lalu sempat ada keterlambatan bantuan. Mengingat produksi seragam dilakukan bertahap. Tahap pertama produksi 80 persen dulu. Kemudian, tersisa 20 persen produksi menyusul sesuai ukuran siswa. Akhirnya, ada bantuan seragam yang terlambat dan siswa menunggu.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, Disdikbud yakin proses produksi seragam sudah bisa berjalan. “Rata-rata tidak lepas dari ukuran M dan L. Tahun ini, kenaikan jumlah paket seragam sekitar 2-3 persen,” ungkapnya. Tahun lalu, total bantuan seragam 13 ribu pasang SD, SMP 12.500 pasang, dan kesetaraan 10.060 pasang.
Irfan bercerita, produksi seragam juga tetap dari luar Kalimantan. Mengingat hanya perusahaan dari luar daerah yang mampu produksi dengan jumlah sebanyak itu. “Berapa kali kita kerja sama tidak ada masalah dari sisi kualitas dan waktu. Mereka yang menyanggupi produksi sebanyak itu,” tutupnya. (ms/k15)
DINA ANGELINA