Prokal.co - Banjir yang melanda Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat mulai surut, Jumat (17/5).
Kendati demikian, potensi air bah kembali menggenang masih mengancam. Sebab, berdasarkan data BMKG yang diterima Kaltim Post, lima kecamatan di Mahulu berpotensi dilanda hujan ringan hingga lebat disertai petir.
Seiring surutnya banjir di Mahulu, bakal berdampak pada aliran air dengan debit tinggi yang melanda Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Kepada Kaltim Post, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kaltim Tresna Rosano mengungkapkan, banjir Mahulu akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari di wilayah hulu.
Hujan turun merata, termasuk di wilayah anak sungai Mahakam. Sehingga, debit air meluap dan masuk ke permukiman warga di Mahulu dan Kutai Barat.
Baca Juga: 9 Mesin Rusak, Begini Langkah Cepat PLN Alirkan Listrik di Kecamatan Long Bagun
"Akibatnya, 1.761 unit rumah warga terdampak, termasuk bangunan kantor dan trafo utama sentral listrik," bebernya.
Dia merinci, 1.761 rumah yang terdampak banjir di Kecamatan Laham sebanyak 70 rumah dan Kecamatan Long Hubung 420 rumah.
Kemudian di Kecamatan Long Iram (Kutai Barat) 510 rumah terendam, dan Kecamatan Tering (Kutai Barat) 761 rumah. Dalam musibah banjir tersebut satu orang dilaporkan meninggal dunia.
"Terjadi pada Jumat (17/5) pagi, sekitar Pukul 07.30 Wita ketika korban bersama temannya berniat menyeberangi air," sebutnya.
Korban, lanjut dia, menerjang banjir dengan berenang menggunakan jeriken putih ukuran 20 liter. Namun, di tengah perjalanan korban tiba-tiba merasa lemas.
Lalu, temannya berteriak minta tolong. Setelah dibantu masyarakat yang tiba di lokasi kejadian, warga pun melakukan evakuasi korban ke Puskesmas Ujoh Bilang.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter puskesmas, korban dinyatakan meninggal dunia. Korban bernama Miyono berusia 50 tahun," imbuhnya.
Dia memaparkan, tim multisektoral telah melakukan beberapa langkah strategis ketika pra-bencana hingga saat ini.