• Senin, 22 Desember 2025

Pelayanan Garuda kembali Mengecewakan, Ubah Rute Kepulangan 46 Kloter, termasuk Jamaah Balikpapan

Photo Author
- Rabu, 26 Juni 2024 | 22:57 WIB
Jamaah haji Kloter 1 Balikpapan tiba di Bandara SAMS Sepinggan, Selasa (25/6). Rombongan tersebut termasuk dalam rute yang diubah penerbangannya oleh Garuda Indonesia. (ANGGI PRADITHA/KALTIM POST)
Jamaah haji Kloter 1 Balikpapan tiba di Bandara SAMS Sepinggan, Selasa (25/6). Rombongan tersebut termasuk dalam rute yang diubah penerbangannya oleh Garuda Indonesia. (ANGGI PRADITHA/KALTIM POST)

 

 

 

BALIKPAPAN-Fase kepulangan jamaah haji Debarkasi Balikpapan dimulai kemarin (25/6). Sebanyak 325 jamaah yang tergabung dalam Kloter 1, mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, sekira pukul 10.20 Wita.

Mereka sebelumnya berangkat dari Madinah menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Kabid Penerimaan dan Pemberangkatan Haji PPIH Embarkasi Balikpapan Normansyah mengatakan, jamaah Kloter 1 Balikpapan seluruhnya tiba dalam keadaan sehat. Walau ada 13 jamaah harus menggunakan kursi roda, serta ada 50 jamaah dengan risiko tinggi yang perlu mendapat perhatian khusus.

 “Faktor kelelahan. Itu wajar saja karena memang butuh tenaga sepanjang ibadah haji ini. Tapi insyaallah aman,” katanya. Setelah tiba di bandara, jamaah dibawa ke Asrama Haji Balikpapan di Batakan. Lalu melalui serah terima kepada penjabat gubernur Kaltim. Kemudian jamaah mendapat arahan dari PPIH daerah agar kapan bisa dijemput keluarga. Dia menyampaikan, jamaah bisa dijemput di depan gerbang asrama haji. Sementara jamaah di luar Balikpapan, dibawa ke daerah masing-masing.

Sementara itu, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Balikpapan Suharto Baijuri menambahkan, satu jamaah asal Balikpapan meninggal dunia di Arab Saudi atas nama Sultan Abdul Gafur. Jamaah yang masuk Kloter 14 ini di berdomisili di Balikpapan Selatan. “Namun yang bersangkutan sudah menyelesaikan ibadah haji. Almarhum berangkat bersama jamaah lansia dan ada pendamping dari keluarga,” sebutnya. Sehingga jamaah yang menjadi pendamping masih berada di Arab Saudi. Nantinya akan pulang ke Tanah Air bersama rombongan Kloter 14.

Terpisah, General Manager Branch Office Balikpapan Garuda Indonesia Joko Azuardi mengatakan, jamaah berangkat dari Madinah menggunakan pesawat tipe Airbus A340-313. “Mereka terbang sekitar 12 jam sampai tiba di Balikpapan,” ucapnya. Dia menambahkan, tak ada kendala selama penerbangan. “Mereka hanya harus izin untuk landing sebentar di Hyderabad, India,” katanya.

Sementara itu, dalam keterangan resminya, Kementerian Agama (Kemenag) RI menyesalkan keputusan Garuda Indonesia yang mengubah rute penerbangan 46 kloter jamaah haji Indonesia gelombang I, salah satunya Kloter 1 Balikpapan. Jamaah yang seharusnya pulang dari Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, berubah menjadi pulang melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

Untuk diketahui, pergerakan jamaah haji Indonesia terbagi dalam dua gelombang. Pertama, jamaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara AMAA Madinah, lalu ke Madinah, Makkah, lalu pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Kedua, jamaah haji dari Tanah Air mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, lalu ke Makkah, Madinah, kemudian pulang melalui Bandara AMAA Madinah.

"Garuda Indonesia gagal menyediakan slot time di Bandara Jeddah. Akibatnya ada perubahan slot time kepulangan untuk 46 kloter gelombang pertama yang seharusnya melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, menjadi melalui bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah," sebut Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah, Senin (24/6).

"Perubahan slot time tersebut, dampaknya sangat merepotkan," sambungnya. Dikatakan Subhan Cholid, perubahan rute penerbangan bukan hal yang sederhana. Ada dampak sistemik yang ditimbulkan. Pertama, jamaah kelelahan karena kembali harus menempuh perjalanan panjang dari Makkah ke Madinah.

"Jarak Makkah ke Jeddah kurang lebih 1,5 jam waktu tempuh. Sementara Makkah ke Madinah bisa lebih 8 jam. Ini tentu merepotkan dan melelahkan jamaah," ujar Subhan.

Kedua, memecah konsentrasi petugas. Dalam kondisi normal, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Bandara, semestinya terkonsentrasi pemulangan jamaah haji gelombang I di Jeddah. Akibat perubahan rute, petugas harus membagi pelayanan di Madinah. "Ini jelas berdampak pada kekuatan petugas untuk melayani jamaah secara lebih optimal," jelas Subhan. Efek ketiga, sambung dia, perubahan rute pemulangan mengharuskan penyiapan layanan di Madinah di luar jadwal yang telah direncanakan.

Layanan tersebut mencakup akomodasi, konsumsi, dan transportasi. Selain itu, perubahan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan ta'limatul hajj yang mengharuskan perjalanan haji satu rute. Jika kedatangan melalui Madinah, maka kembali melalui Jeddah, dan sebaliknya. Ini semua diatur secara sistem di e-hajj.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Rekomendasi

Terkini

X