PROKAL.CO, TANJUNG REDEB-Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau turun tangan terkait limbah berwana oranye yang masuk ke perairan Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan.
Kepala DLHK Berau, Mustakim melalui Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Laboraturim Lingkungan DLHK Berau, Agus Tri Hariyanto, mengatakan limbah yang masuk ke Kampung Pegat Betumbuk tersebut diduga berasal dari Kampung Batu-Batu.
Sebab, Minggu lalu dirinya bersama tim sudah turun ke lapangan untuk mengecek limbah di Kampung Batu-Batu.
“Karena limbah yang ada di Pegat Betumbuk tersebut sama persis dengan di Kampung Batu-Batu, kemungkinan besar itu limbah kiriman,” ujarnya kepada Berau Post saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/7).
Menurutnya, dengan tingginya gelombang dan pasang-surut air tidak menutup kemungkinan limbah tersebut terbawa masuk ke perairan di Kampung Pegat Betumbuk. “Nanti akan kita cek juga, tetapi kami mencurigai itu limbah yang sama,” tegasnya.
Di Kampung Batu-Batu pihaknya sudah mengambil sempel, dan saat ini masih dalam proses pengecekan di laboratorium.
“Kita juga belum bisa memastikan itu limbah apa, karena masih dalam proses pengecekan laboraturim, setelah hasil lab tersebut keluar maka kami bisa simpulkan,” sebunya.
Pengecekan sampel tidak bisa dilakukan di Kabupaten Berau, karena itu sempel akan dikirim ke Samarinda untuk dilakukan uji lab.
“Pengujiannya juga membutuhkan waktu, sehingga kita tunggu hasilnya seperti apa,” jelasnya.
Namun saat melakukan pengecekan di Kampung Batu-Batu menurut masyarakat sekitar limbah tersebut tidak berdampak kepada hewan atau ikan. Tetapi, limbah tersebut mengotori ketinting ataupun kapal milik warga.
“Dan informasi di Kampung Pegat Bertumbuk juga seperti itu, belum ada yang berdampak kepada tambak nelayan. Dan mudah-mudahan hasilnya segera keluar dan kita bisa mengetahui itu limbah apa,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Kampung Pegat Betumbuk, Alimuddin mengatakan telah mendapatkan lokasi diduga sumber limbah itu yang tak jauh dari permukiman masyakat. Di sana mereka mendapati banyak cairan serupa berwarna oranye dengan jumlah yang sangat banyak.
“Ada di satu lokasi limbahnya sangat banyak, dan sudah ada juga yang mengalir ke karamba pada nelayan,” ujarnya.
“Karena (belum ada hasil pengecekan) jika seperti ini kita tidak tahu cairan apa, dan berbahaya atau tidak. Karena yang kami khawatirkan ini bisa mengganggu ikan dan udang nelayan,” tuturnya. (aky/far)