Pembangunan terowongan Samarinda yang menelan anggaran sebesar Rp 395 miliar diproyeksikan rampung pada 2025 mendatang. Saat ini progres pembangunan fisik mencapai 55 persen. Namun, masyarakat harus bersabar sedikit lebih lama untuk dapat menikmati fasilitas akses jalan baru tersebut. Pasalnya, meskipun konstruksi fisik mendekati rampung, terowongan tersebut belum bisa langsung dioperasikan.
Menurut PPK Pembangunan Terowongan Samarinda, Rezky Samudra Aprilyan, mengatakan untuk bisa beroperasi, perlu adanya rekomendasi laik fungsi struktur dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan (KKJT). Saat ini pun pihaknya tengah menanti rapat forum lanjutan, sebagaimana disyaratkan dalam pembangunan terowongan, untuk dilakukan rapat bersama berkala.
Baca Juga: Progres Terowongan Samarinda Capai 55 Persen, Target Rampung 2025 Mendatang
“Biasanya agendanya seputar kesesuaian antara pelaksanaan konstruksi dengan desain yang telah disetujui, pemantauan keamanan struktur, pelaksanaan dari tindak lanjut atas saran yang telah disampaikan saat evaluasi dan lainnya,” ucapnya, Minggu (18/9).
Dia mengatakan dalam waktu dekat akan segera meminta agar pelaksana bisa segera mengkoordinasikan kembali pertemuan dengan KKJT. Hal ini sebagai upaya pihaknya untuk memenuhi standar yang berlaku dalam konstruksi terowongan.
“Sebenarnya kami sudah beberapa kali melakukan rapat dengan KKJT namun perlu dilakukan rapat berkala juga," ujarnya. Dia menambahkan bahwa ketika bangunan fisik terowongan rampung sebagaimana ditargetkan pada 2025 mendatang, memang terowongan belum bisa difungsikan. Hal ini karena perlu adanya rekomendasi laik fungsi dari KKJT.
“Dengan rapat berkala ini, kami harap setelah bangunan fisik selesai, segera dilakukan pengujian untuk memenuhi laik fungsi. Sehingga rekomendasi dapat segera keluar, agar waktu beroperasinya tidak terlalu lama dengan penyelesaian fisik,” ungkapnya.(*)