Meski berusaha menghindari konflik fisik, Rafi justru mengalami kekerasan. Salah satu sopir angkot bahkan mendorong tubuhnya hingga hampir jatuh, dan tindakan tersebut dilakukan berulang kali.
"Dagu saya terluka karena terkena kuku salah satu sopir. Saya sudah ingatkan mereka agar tidak menyentuh kami (sopir BCT). Namun, mereka tetap mendorong dan menarik-narik kami," tambah Rafi.
Insiden yang tak mengenakkan ini berlangsung hampir satu jam. Intimidasi baru mereda ketika Rafi dengan tegas menolak tindakan para sopir angkot tersebut.
"Kami tidak terima diperlakukan seperti ini. Mereka tanpa bertanya langsung menarik-narik kami. Padahal, kami hanya bekerja sesuai perintah atasan. Kami ini pekerja," tegasnya.
Akibat kejadian tersebut, Rafi dan rekannya telah melaporkan insiden ini secara resmi ke Polresta Balikpapan, dan berharap agar kasus ini segera ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian.
"Kami sudah pegang surat laporan. Kami tidak terima diperlakukan seperti ini dan berharap kepolisian segera mengambil tindakan," ujar Rafi dengan tegas.
Aksi intimidasi yang viral di media sosial ini bahkan mendapat perhatian dari Waka Polda Kaltim, Brigjen Pol Muhammad Sabilul Alif. Ia menyerukan agar semua pihak menjaga ketertiban dan keamanan bersama.
"Saya memberikan perhatian khusus pada kejadian ini. Semoga ke depan tidak ada lagi insiden serupa. Mari kita ciptakan situasi yang aman dan damai di Kaltim," ungkap Sabilul lewat instagram pribadinya.