• Senin, 22 Desember 2025

Luasan Mangrove di Teluk Balikpapan Berkurang 1.800 Hektare, Diduga Akibat Pembangunan IKN

Photo Author
- Selasa, 10 September 2024 | 13:00 WIB
BAHAYA: Pembukaan lahan untuk menunjang pembangunan IKN, ikut berpengaruh pada keberadaan Teluk Balikpapan. Kini luas totalnya susut 1.800 sektor. (Foto: Mongabay.co.id)
BAHAYA: Pembukaan lahan untuk menunjang pembangunan IKN, ikut berpengaruh pada keberadaan Teluk Balikpapan. Kini luas totalnya susut 1.800 sektor. (Foto: Mongabay.co.id)

 

Berkurangnya kawasan mangrove di Teluk Balikpapan mendapat sorotan Grow Innovation Week (GROW) Wilayah Kaltim dan Kaltara (Kaltim-Tara). 

GROW Wilayah Kaltim Tara Kelompok Sena Wara Borneo dari Green Leadership Indonesia (GLI) ini melakukan penelitian dan hasil diskusi mengenai dampak pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terhadap ekologi Teluk Balikpapan

Hasilnya, para pemuda yang fokus pada isu sosial dan lingkungan ini, menemukan data bahwa luas wilayah mangrove di Teluk Balikpapan terus mengalami penyusutan. Dari sebelum pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) luasnya kurang lebih 16.800 hektare. Kini menjadi 15 ribu hektare.

Sekretaris Kelompok Senawara Borneo Dyah Ayu Pramesti mengungkapkan Menyusutnya luasan mangrove di Teluk Balikpapan seluas 1.800 hektare itu, diduga karena adanya kegiatan pembukaan lahan. Utamanya karena digunakan untuk menunjang pembangunan IKN. 

Seperti pembukaan lahan di kawasan mangrove, untuk dijadikan dermaga atau pelabuhan untuk transportasi material atau logistik pembangunan IKN. Salah satunya berada di Kelurahan Jenebora, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang bersinggungan langsung dengan wilayah IKN. 

“Alih fungsi (konversi) lahan itu yang menyebabkan banyak wilayah mangrove yang hilang. Karena pembangunan tidak mungkin meniadakan pembukaan lahan. Seperti untuk membangun pelabuhan di kawasan mangrove itu,” ujarnya usai Diskusi “Eco Talk” bertajuk “Dampak Ekologi Pembangunan IKN menuju Teluk Balikpapan" di Kedai Kopi Bj Jalan MT Haryono, Balikpapan, Minggu (8/9).

Selain itu, mereka juga menyoroti biodiversitas atau keanekaragaman hayati yang mulai punah di kawasan Teluk Balikpapan. Dari hasil penelitian Kelompok Sena Wara Borneo, terdapat beberapa keanekaragaman hayati yang mulai jarang ditemui di kawasan Teluk Balikpapan. 

Seperti buaya muara, pesut, penyu, dan juga dugong yang ada di laut Teluk Balikpapan. Lalu burung enggang, macan dahan, bekantan, dan orang utan di wilayah hutan Teluk Balikpapan. “Padahal keanekaragaman hayati yang sampai saat ini masih dilindungi. Karena pembangunan, Tapi sudah mulai jarang ditemui, ketika pembangunan IKN dimulai,” ungkap Dyah Ayu Pramesti.

Ketua Wilayah GROW Kaltim-Tara Kelompok Sena Wara Borneo Maha Sakti Esa Sanjaya menambahkan ada beberapa permasalahan di Teluk Balikpapan yang menjadi poin penelitian dan diskusi tersebut. Yakni keterancaman keanekaragaman hayati, lalu permasalahan konservasi tutupan mangrove yang ada di wilayah Teluk Balikpapan, serta pentingnya peran pemuda dalam melestarikan lingkungan 

“Penelitian kami menunjukkan bahwa pembangunan IKN telah mengancam keanekaragaman hayati dan kawasan mangrove di Teluk Balikpapan. Ini adalah isu konservasi yang harus segera ditangani oleh pihak terkait. Dalam hal ini adalah Otorita IKN,” ungkapnya. 

GROW Kaltim-Tara Kelompok Sena Wara Borneo saat ini telah melakukan jajak pendapat terkait dengan dampak pembangunan IKN terhadap ekologi Teluk Balikpapan. Sebagai dasar penyusunan policy brief atau dokumen ringkas yang menyajikan analisis dan rekomendasi mengenai dampak pembangunan terhadap Teluk Balikpapan. 

“Dan policy brief itu akan kami serahkan saat melakukan audiensi dengan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LHSDA), Ibu Myrna Asnawati Safitri pada tanggal 12 September nanti di Kantor Otorita IKN,” katanya.

Dia pun berharap melalui rekomendasi yang dituangkan dalam policy brief mengenai dampak ekologi pembangunan IKN terhadap Teluk Balikpapan itu, dapat ditindaklanjuti melalui sebuah kebijakan. Untuk melakukan konservasi dan pemulihan terhadap kondisi Teluk Balikpapan. Yang diduga berkurang sebagai dampak pembangunan IKN. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Tags

Rekomendasi

Terkini

X