“Tentu saja kami juga membutuhkan dukungan dalam berbagai aspek, seperti ketersediaan alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan sebagainya,” katanya.
"Kami di daerah tentu siap melaksanakan. Tapi mudah-mudahan juga diimbangi dengan dukungan, seperti alkes misalnya," lanjutnya.
Di luar program cek kesehatan gratis ini, Lamlay juga menyoroti bahwa kesadaran masyarakat Berau terhadap skrining kesehatan masih tergolong sedang.
Banyak warga yang belum terbiasa melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
"Kami ingin masyarakat memahami bahwa skrining kesehatan bukan hanya untuk mereka yang merasa sakit, tetapi justru lebih penting bagi mereka yang merasa sehat. Dengan pemeriksaan rutin, kita bisa mendeteksi potensi penyakit lebih awal sehingga bisa dicegah atau ditangani sebelum menjadi lebih parah," jelasnya.
Diskes Berau berencana untuk terus mengoptimalkan sosialisasi agar lebih banyak warga yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
Idealnya, skrining kesehatan dilakukan setiap bulan untuk memastikan kondisi tubuh tetap terpantau.
Selain di PKM, masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), yang menyediakan pemeriksaan kesehatan seperti cek kolesterol, gula darah, tekanan darah, serta deteksi dini penyakit tidak menular lainnya.
Selain fokus pada masyarakat umum, Diskes Berau juga memiliki perhatian khusus terhadap kesehatan anak-anak sekolah.
Yakni, memastikan para pelajar memiliki daya tahan tubuh yang baik agar dapat belajar dengan optimal.
Baca Juga: Belajar Program Makan Siang Bergizi dari Jepang yang Sudah Dimulai Sejak Ratusan Tahun Lalu
"Kami ingin pelayanan kesehatan ini juga menyasar anak-anak sekolah, karena kesehatan mereka sangat menentukan masa depan mereka," ujarnya.
Dibebernya, salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh remaja, terutama perempuan, adalah anemia.
Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, kurang konsentrasi, dan menurunkan produktivitas belajar.