PROKAL.CO, BONTANG-Pemilihan kepala daerah (pilkada) Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), 2024, menghasilkan pemenang pasangan Neni Moerniaeni-Agus Haris.
Pasangan nomor urut empat ini mengungguli tiga pasangan lain. Termasuk dua inkumben. Yakni, pasangan Basri Rase-Chusnul Dhihin. Basri Rase adalah wali kota sebelumnya.
Dan pasangan Najirah-Muhammad Aswar. Najirah adalah wakil wali kota sebelumnya yang berpasangan dengan Basri Rase.
Ada catatan menarik dari pilkada Bontang yang sudah berjalan selama ini. Yakni, setelah Sofyan Hasdam yang menjabat dua periode secara berturut, tak ada lagi kepala daerah setelahnya yang mampu melanjutkan tren tersebut.
Pengamat politik dari Universitas Mulawarman (Unmul), Samarinda, Budiman, pada Maret 2024 lalu, dikutip dari Kaltim Post (grup Prokal.co) menyebut pilkada Bontang sangat unik.
Kata dia saat itu, petahana selalu terjungkal di pilkada Bontang berikutnya. Ia menyebut pasca pimpinan Andi Sofyan Hasdam belum ada kepala daerah yang bisa menembus periode kedua.
Catatan media ini, Sofyan Hasdam menjadi wali kota dua periode pada 2001-2006 dan 2006-2011. Pada pilkada selanjutnya pemanangnya adalah Adi Darma.
Dia memimpin Bontang pada 2011 hingga 2016. Pada pilkada selanjutnya, untuk kembali maju kedua kalinya, Adi Darma kalah.
Pemenangnya saat itu adalah Neni Moerniaeni-Basri Rase. Saat itu Neni-Basri maju lewat jalur independen. Pasangan inipun memimpin Kota Taman – sebutan Bontang -- pada 2016-2021.
Pada pilkada 2020, pasangan Neni dan Basri pisah jalan. Neni menggandeng Joni sementara Basri berpasangan dengan Najirah.
Saat itu Basri-Najirah mengumpulkan 45.164 suara dan keluar sebagai pemenang untuk memimpin Bontang periode 2021-2025.
Pada Pilkada Serentak 2024, Basri, Najirah, dan Neni kembali maju dengan pasangan masing-masing.