Serangkaian pengujian teknis dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur terhadap Jembatan Mahakam I, sebagai respons cepat atas insiden tertabraknya jembatan oleh kapal tongkang pada Sabtu malam (26/4). Fokus utama pengujian tertuju pada pilar keempat jembatan legendaris tersebut, yang kembali menjadi sorotan publik.
Kegiatan dimulai pada Selasa (30/4) sejak pagi hari, sesaat setelah lalu lintas jembatan ditutup total, baik dari arah Samarinda Kota maupun Samarinda Seberang. Penutupan jalur darat dan alur sungai ini diumumkan secara resmi melalui Notice to Mariners (NTM) oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda.
Baca Juga: Untuk Pembangunan Insinerator, 70 Rumah di Kampung Baqa Akan Dibongkar
Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio, menjelaskan bahwa terdapat tiga metode pengujian utama. Pertama, pengukuran geometrik jembatan untuk mendeteksi adanya perubahan bentuk atau deformasi struktural akibat benturan. Kedua, dynamic loading test menggunakan truk berbobot 8 ton untuk menguji respon elastis struktur terhadap beban bergerak. Truk ditempatkan di beberapa titik kritis untuk mensimulasikan tekanan kendaraan berat yang biasa melintas.
Pengujian ketiga adalah Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), yaitu metode berbasis gelombang ultrasonik yang diterapkan pada bagian bawah pilar 4—tepatnya di pel cap—guna mendeteksi potensi keretakan atau penurunan mutu beton tanpa harus merusak struktur.
“Pengukuran ini penting untuk mengetahui seberapa jauh jembatan masih mampu meredam getaran dan tekanan harian tanpa membahayakan pengguna,” ujar Hendro.
Seluruh pengujian ditargetkan selesai dalam satu hari. Namun karena adanya kebutuhan uji lanjutan, pengecekan kembali dilakukan pada Rabu malam (30/4) hingga Kamis dini hari (1/5). Jembatan sempat ditutup kembali pada pukul 23.30 Wita hingga 01.30 Wita untuk keperluan uji beban tambahan.
Hendro menyatakan bahwa hasil pengujian belum bisa disampaikan ke publik karena masih akan dibahas dalam rapat tim ahli yang dijadwalkan akhir pekan ini. “Hasil pengujian kemarin, besok akan kami rapatkan dengan tim ahli. Senin atau Selasa nanti kami akan sampaikan hasil resminya,” ujarnya kepada Sapos.
Sementara itu, meski sempat dibuka kembali pada Rabu sore pukul 16.30 Wita, kekhawatiran masyarakat belum juga mereda. Apalagi lalu lintas kapal di bawah jembatan tetap berjalan normal tanpa adanya fender atau pelindung pilar, padahal jembatan Mahakam I telah 23 kali tertabrak kapal selama puluhan tahun terakhir.
Wahyu, warga Samarinda Seberang, mengaku mulai merasa tidak nyaman saat melintasi jembatan. Ia khawatir kondisi struktur jembatan bisa memburuk sewaktu-waktu jika tidak segera ada kepastian dan perbaikan.
“Tapi karena saya kerja di pergudangan, tidak mungkin memutar lewat Jembatan Mahkota II. Mau tidak mau saya tetap harus lewat Mahakam I setiap hari. Semoga saja segera diperbaiki,” keluhnya.
BBPJN Kaltim menjadwalkan hasil evaluasi teknis akan diputuskan dalam rapat dengan para ahli struktur dan konsultan dari kementerian. Keputusan akhir, termasuk kemungkinan pembukaan penuh atau pembatasan lalu lintas, akan diumumkan awal pekan depan. (kis/mrf/beb)