PROKAL.co, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan terus memperluas langkah diplomasi ekonominya ke kancah internasional. Kali ini, peluang kerja sama dagang dan investasi dengan Kazakhstan menjadi sorotan utama, setelah pertemuan strategis antara Wali Kota Balikpapan, Dr. H. Rahmad Mas'ud, SE, ME, dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan, H.E. Pajrul Rahman di Balai Kota Balikpapan, Kamis (29/8).
Dalam pertemuan yang turut dihadiri perwakilan delegasi Kazakhstan dan sejumlah pengusaha, dibahas secara mendalam peluang ekspor-impor antar kedua belah pihak. Kazakhstan, yang dikenal sebagai negara Asia Tengah tanpa akses laut, menunjukkan ketertarikan kuat terhadap komoditas unggulan Indonesia seperti minyak sawit (palm oil), produk perikanan, dan logam-logam industri.
Wali Kota Rahmad Mas’ud menyambut baik kunjungan Dubes Pajrul Rahman dan menyatakan kesiapan Balikpapan menjadi mitra dagang yang tangguh di tingkat internasional. Menurutnya, posisi geografis Balikpapan sangat strategis karena memiliki pelabuhan laut dalam yang mampu disandari kapal besar, berbeda dengan kota-kota lain di Kalimantan yang masih mengandalkan jalur sungai.
“Balikpapan satu-satunya kota di Kaltim dengan pelabuhan laut dalam. Ini keunggulan logistik yang besar. Kita bisa jadi hub ekspor, bukan hanya untuk kota sendiri, tapi juga untuk wilayah Kalimantan secara keseluruhan,” kata Wali Kota, saat diwawancara PROKAL.co di lobi Kantor Pemkot Balikpapan, Kamis (28/8) siang.
Lebih lanjut, ia mencontohkan negara seperti Singapura yang sukses menjadi eksportir meski minim sumber daya alam. Hal ini diyakininya bisa diterapkan di Balikpapan, dengan memanfaatkan infrastruktur dan kedekatan dengan potensi sumber daya di sekitar, seperti energi, perikanan, dan perkebunan sawit.
“Kami ingin meniru model Singapura, yang mampu memaksimalkan logistik dan perdagangan. Kami punya potensi dan infrastruktur, tinggal mengembangkan jejaring kerja sama internasional,” ujarnya optimistis.
Sementara itu, Dubes RI untuk Kazakhstan, Pajrul Rahman, menjelaskan bahwa kunjungannya kali ini merupakan bagian dari rangkaian penjajakan investasi di Kalimantan Timur, termasuk Balikpapan dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia menyebut Kazakhstan sangat membutuhkan produk-produk seperti palm oil dan perikanan, dua komoditas yang bisa dipenuhi dari Indonesia, khususnya dari Kalimantan.
“Kazakhstan tidak memiliki laut, sehingga mereka sangat tergantung pada impor produk perikanan. Palm oil juga menjadi kebutuhan utama. Ini peluang besar untuk pelaku usaha Indonesia,” ujarnya.
Dalam kunjungan ini, sebanyak 15 pengusaha asal Kazakhstan turut hadir untuk melihat langsung potensi Balikpapan. Beberapa dari mereka bahkan menyatakan minat terhadap kerja sama pembangunan smelter, khususnya untuk logam-logam yang dibutuhkan oleh industri Kazakhstan.
“Kami mencoba mencocokkan antara kebutuhan pengusaha Kazakhstan dan potensi yang ada di Balikpapan. Kalau ini berhasil, maka perdagangan kita bisa lebih seimbang. Saat ini nilainya hampir USD 1 miliar, namun Indonesia masih mengalami defisit,” tambah Pajrul.
Sebagai langkah konkret, Indonesia akan menggelar forum bisnis bilateral saat kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Kazakhstan pada akhir tahun ini. Dalam forum itu, pelaku usaha dari Balikpapan juga akan diikutsertakan.
“Kami dorong Pemkot Balikpapan dan pengusaha lokal untuk hadir langsung. Ini panggung untuk menunjukkan kapasitas kita dalam perdagangan global,” ujarnya.
Wali Kota Balikpapan pun menegaskan komitmen pihaknya untuk menindaklanjuti peluang kerja sama ini secara serius. Ia membuka opsi kunjungan balasan ke Kazakhstan guna mempererat komunikasi bilateral dan menggali peluang investasi lintas sektor.