• Minggu, 21 Desember 2025

Pakai Aplikasi Ini Bikin Paspor Jadi Lebih Mudah, Berikut Tutorialnya Tipis-Tipis Sampai Jadi

Photo Author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 09:53 WIB
Faroq Zamzami (ISTIMEWA)
Faroq Zamzami (ISTIMEWA)

Kemudian pilih jenis paspor untuk menyesuaikan pembayaran. Untuk jenisnya ada dua kategori. Paspor elektronik lima tahun biayanya Rp 650 ribu dan paspor elektronik 10 tahun Rp 950 ribu. Saya pilih yang 10 tahun. 

Kemudian akan diberi opsi pembayaran. Saya bayar pake mobile banking. Perhatikan soal pembayaran karena ada batas waktunya. Pembayaran juga bisa offline. Setelah itu pilih jadwal kedatangan ke kantor Imigrasi. 

Akan muncul tanggal dan terlihat angka-angka, dugaan saya itu jumlah orang yang akan berurusan dengan Imigrasi pada tanggal-tanggal tersebut ketika kita klik. Tinggal pilih, cari yang sepi. Sudah.

Sesuai jadwal kedatangan, pada 9 September 2025 itu, di meja resepsionis di lantai dua, saya ditanya sudah berurusan dengan M-Paspor atau belum. 

Kalau sudah ditanya lagi, penggantian atau buat baru. Karena buat paspor penggantian, saya diberi selembar kertas yang berisi tanda terima paspor lama. Di kertas ini akan dibubuhi materai, jadi jangan lupa bawa materai. 

Baca Juga: Sudahlah, Jadian Lagi Saja

Kalau tak bawa materai, tenang, jalan beberapa langkah, di bagian luar ruangan, ada toko alat tulis dan foto kopi yang menjual meterai.

Setelah isi berkas tersebut, ambil nomor antrean. Saya dapat nomor antrean dengan dua nomor di depan saya. Tak sampai 10 menit, nomor saya dipanggil ke loket.  Ditanya oleh petugas loket apakah sudah isi M-Paspor. Jawaban saya sama. Sudah. 

Berkas tadi yang saya isi dimasukan petugas ke dalam map kuning bersama paspor lama. Di bagian depan bawah map tertulis map gratis. Di loket ini, kalau tidak dihitung dengan saya membeli materai, paling hanya 5-7 menit. 

Lantas, saya diarahkan ke lantai tiga untuk foto. Menuju lantai tiga ada petugas yang akan membukakan lift dan mengarahkan kunci kartu yang dia pegang di bagian sensor untuk kemudian menekan lantai tiga.

Sampai di lantai tiga, untuk tahap selanjutnya, antrean saya juga tak panjang. Di belakang empat nomor. Suasana menunggu di lantai tiga nyaman. Tak kalah dengan di lantai dua. 

Di lantai tiga, kursi untuk menunggu yang langsung berhadapan dengan loket pelayanan berupa meja dan sofa. 

Di atas meja ada sejumlah majalah untuk bacaan yang tersusun rapi. Saya buka-buka, majalah itu diproduksi oleh internal Imigrasi Balikpapan.

Sementara kursi untuk baris-baris yang ke belakangnya berupa kursi sofa satu-satu warna merah hati. Berjarak. Jadi kesannya satu orang satu kursi empuk yang warna merah itu.

Baca Juga: Ponpes Al-Mujahidin Balikpapan Gelar Fortasi, Perkenalkan Lingkungan Pesantren  

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Faroq Zamzami

Tags

Rekomendasi

Terkini

X