Tidak hanya itu, latihan juga mencakup penanganan pascakejadian, seperti penanganan keluarga korban serta simulasi Media Handling, untuk memastikan koordinasi komunikasi publik berjalan lancar saat krisis terjadi.
Iwan Novi Hantoro menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen Angkasa Pura Indonesia dalam memberikan layanan yang aman, nyaman, dan selamat bagi seluruh pengguna jasa bandara. “Angkasa Pura Indonesia akan melakukan evaluasi menyeluruh, baik dari sisi internal maupun eksternal, agar penanganan keadaan darurat semakin optimal,” tambahnya.
Melalui latihan ini, lanjut Iwan, seluruh personel diharapkan semakin siap dan tangguh menghadapi kondisi darurat nyata. Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan juga membuktikan diri tidak hanya sebagai pintu gerbang udara Kalimantan Timur, tetapi juga sebagai contoh kesiapsiagaan nasional dalam mendukung keamanan penerbangan dan keselamatan publik.
