kalimantan-timur

Kecintaan dan Konsisten Prayitno, 29 Tahun Dedikasikan Diri pada Lingkungan dan Membangun Kampung

Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Prayitno (depan) bersama Trisno, salah satu warganya, di rumah hidroponik di RT 55 Muara Rapak Jalan Klamono Kompleks Perumahan Pertamina.

 

Nama Prayitno sudah tak asing di kalangan ketua RT di Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan Utara. Di usia yang tak lagi muda, mantan pekerja kontrak di perusahaan migas ini masih konsisten giat melestarikan lingkungan. Ia mendorong perubahan. Lebih dari 29 tahun ia bangun dan jaga lingkungan di RT 55 Kelurahan Muara Rapak Kompleks Perumahan Pertamina Jalan Klamono III Balikpapan. Kampung binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan ini tak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga contoh keberhasilan Program Kampung Iklim (Proklim) Semarak.

 

Wawan Lastiawan, PROKAL.co Balikpapan

 

Sosok Prayitno dikenal gigih dan konsisten. Pria kelahiran Samarinda 58 tahun lalu ini sudah separuh hidupnya didedikasikan untuk menciptakan kampung yang bersih, hijau, dan sehat. Jalan Klamono terletak di kawasan Balikpapan Utara. Kampung ini masuk di area Ring 1 area kilang milik Pertamina Balikpapan.

Prayitno menerima piala penghargaan Proklim Lestari dari Lurah Muara Rapak didampingi tim CSR Kilang Pertamina Internasional Balikpapan dan warga RT 55.

Bersama istrinya, Sadiah, dan ketiga anaknya, Prayitno telah menanamkan cinta lingkungan sejak dini. Anak-anaknya tumbuh dalam semangat peduli bumi. Si bungsu, Makfira Dhea P, yang kuliah semester akhir di FKIP Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda ini bahkan aktif mengumpulkan sampah di kampusnya dan membawanya pulang untuk didaur ulang. Prinsipnya sederhana, namun kuat; lingkungan bersih adalah tanggung jawab bersama. “Anak saya tiga. Semua Alhamdulillah mengikut jejak saya mencintai lingkungan. Yang paling kecil sekarang aktif jadi koordinator peduli sampah di kampus. Bawa sampah plastik buat dibawa ke bank sampah di rumah saya,” kata Prayitno.

Prayitno teringat akan berbagai kegiatan yang telah ia jalani bersama warga kampung. Ia berbagi cerita tentang betapa pentingnya kolaborasi dalam mencapai tujuan bersama. “Bersama-sama, kita bisa mengubah wajah kampung ini menjadi lebih bersih dan asri,” ujarnya, menceritakan bagaimana ia berhasil mengajak tetangganya untuk membentuk bank sampah dan menanam pohon di area sekitar.

 

Prayitno saat menerima langsung penghargaan Proklim Lestari dari Menteri LHK, Siti Nurbaya di Jakarta.

Cintanya pada lingkungan dilakukan Prayitno sejak masih SD. Ia bercerita, kala itu tahun 1975 ia tinggal di Samboja, Kutai Kartanegara. Ayahnya yang seorang ABRI (kini TNI), mengajarkan hidup disiplin dan cinta pada lingkungan. Mulai kebersihan, penghijauan, dan keasrian lingkungan. “Bapak saya juga aktif di asrama. Mengecek kebersihan, penghijauan, dan sampah- sampah di asrama. Termasuk kebersihan pada kamar mandi dan WC tempat tinggal warga. Karena indikator orang itu bersih atau jorok bisa dilihat dari WC rumahnya,” cerita Prayitno.

Tahun 1995, Prayitno pindah ke Jalan Klamono Kompleks Perumahan Pertamina di RT 55 Muara Rapak Balikpapan Utara. Kondisi kampong saat itu masih jauh dari kata asri. Sampah berserakan, pepohonan tumbuh liar, dan tong sampah minim. Tak mudah mengubah pola pikir warga, tetapi Prayitno tak lelah mengedukasi dan turun tangan langsung. Setiap akhir pekan, ia mengajak warga untuk membersihkan jalan dan menanam pohon. Upaya ini perlahan menumbuhkan kesadaran. Warga mulai sadar bahwa menjaga lingkungan berarti menjaga kesehatan dan kenyamanan bersama.

Momentum besar datang pada 2008. Saat itu Pemkot Balikpapan menggelar lomba kebersihan "Kampung CGH" (Clean, Green, Healthy). Prayitno melihat peluang ini sebagai momen pembuktian. Kampungnya berhasil menjuarai lomba berturut-turut pada 2009 dan 2010, menyabet total 18 penghargaan. Sejak itu, RT 55 Muara Rapak dikenal sebagai kampung percontohan dalam pengelolaan lingkungan.

Halaman:

Tags

Terkini