Di usianya yang tak lagi muda, Prayitno kini memiliki keinginan yang kuat untuk membuat sisa hidupnya makin berarti. Bagi Prayitno, hidup bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi bagaimana ia dapat memberi dampak positif bagi orang-orang di sekitarnya.
Dengan penuh semangat, ia menjelaskan, “Prinsip ilmu tabur-tuai itu saya pegang teguh. Jika kita menebar kebaikan, maka kebaikan pula yang akan datang.” Kata-katanya mengalir lembut, seolah menandakan keyakinan mendalam akan karma baik yang akan kembali padanya. Dalam setiap penggalan kalimat, terdapat cerminan dari perjalanan hidup yang telah ia lalui, di mana setiap kebaikan yang ditabur pasti akan berbuah hasil.
Prayitno, seorang pensiunan pekerja migas, kini tidak hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, tetapi juga berkomitmen untuk memperbaiki lingkungan sekitar. Ia aktif terlibat dalam berbagai kegiatan penghijauan dan pengelolaan sampah di kampungnya. Dalam pandangannya, menjaga lingkungan bukan hanya tugas pribadi, melainkan sebuah panggilan untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang. “Saya ingin berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat,” tegasnya, dengan tatapan penuh harapan.
Dalam perjalanan hidupnya, Prayitno telah mengajarkan bahwa meski waktunya terus berlalu, komitmen untuk berbuat baik tak akan pernah pudar. Ia adalah contoh nyata bahwa di usia senja, seseorang masih bisa menjadi cahaya bagi banyak orang. Menebarkan kebaikan dan manfaat di sisa usianya bagi lingkungan di Kampung Binaan Pertamina. (wawan lastiawan- prokal.co balikpapan)