• Senin, 22 Desember 2025

Kecintaan dan Konsisten Prayitno, 29 Tahun Dedikasikan Diri pada Lingkungan dan Membangun Kampung

Photo Author
- Jumat, 18 Oktober 2024 | 16:00 WIB
Prayitno (depan) bersama Trisno, salah satu warganya, di rumah hidroponik di RT 55 Muara Rapak Jalan Klamono Kompleks Perumahan Pertamina.
Prayitno (depan) bersama Trisno, salah satu warganya, di rumah hidroponik di RT 55 Muara Rapak Jalan Klamono Kompleks Perumahan Pertamina.

Berkat kerja kerasnya, Prayitno mendapat tawaran menjadi konsultan lingkungan setelah pensiun dari PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur. Dia diminta membantu mengubah kampung lain. Baik di Balikpapan hingga luar Balikpapan menjadi kawasan hijau. Di sini, ia menginspirasi lebih banyak warga untuk membangun bank sampah, rumah hidroponik, dan kompos. Tidak hanya berhenti di kampungnya, dampak perjuangannya meluas hingga ke banyak wilayah lain.

Tak sampai di situ, Prayitno juga sering diajak anggota DPRD Kota Balikpapan untuk memberikan sosialisasi dan pendampingan. 

Kiprah Prayitno diakui pemerintah dengan penghargaan Proklim Lestari pada Agustus 2024. Penghargaan ini adalah bukti nyata bahwa usia senja bukan penghalang untuk berkarya bagi lingkungan. Prayitno tetap teguh, membuktikan bahwa, dengan komitmen, seseorang bisa membawa perubahan besar di sekitarnya.

Melalui sosok seperti Prayitno, kita diingatkan bahwa cinta lingkungan tak hanya menjadi tugas generasi muda. Ini adalah panggilan bagi semua, tanpa batasan usia. Untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat demi masa depan yang lebih baik.

Kampung Jalan Klamono RT 55 Kelurahan Muara Rapak di Balikpapan Utara kini bersinar dengan semangat hijau. Makin dikenal sejak meraih predikat Proklim Lestari. Program ini bahkan menarik perhatian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang datang langsung pada 20-21 Mei 2024 lalu untuk penilaian predikat "Proklim Lestari".

Perjalanan Proklim Semarak di Muara Rapak bukanlah hal yang instan. Sejak tahun 2020, program ini terus mengembangkan berbagai inisiatif lingkungan. Seperti pengelolaan sampah, penghijauan, hingga edukasi warga. Proklim Semarak telah menjadi tempat belajar. Tak hanya bagi warga Muara Rapak tapi juga banyak pihak lain yang ingin merasakan dampak langsung program lingkungan.

Tim penilai dari KLHK bahkan meninjau langsung ke 10 kelurahan yang terlibat dalam Proklim ini. Kelurahan seperti Prapatan, Gunung Bahagia, dan Mekar Sari kini menjadi titik-titik hijau yang menghidupkan lingkungan Balikpapan. Pengelolaan sampah hingga penghijauan menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari di sana.

Dukungan Pertamina terhadap Proklim Muara Rapak bukan sekadar kontribusi perusahaan. PT KPI Unit Balikpapan menerapkan Environmental, Social & Governance (ESG) sebagai strategi bisnis berkelanjutan. Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan, Dodi Yapsenang, menyatakan bahwa program ini adalah bagian dari komitmen Pertamina dalam target Net Zero Emission 2060. "Pertamina ingin melibatkan masyarakat dalam menjaga lingkungan, dan ini yang menjadi dasar inisiasi Program Kampung Iklim," ungkapnya.

Dodi menjelaskan, Proklim kini menjangkau 137 RT dan 19 kelurahan di Balikpapan. Dari budidaya madu kelulut hingga bank sampah, program ini memberdayakan warga untuk hidup lebih ramah lingkungan.

Puncaknya, Ketua Proklim Semarak Muara Rapak, Prayitno, menerima penghargaan predikat Proklim Lestari dari Menteri LHK Siti Nurbaya. Sebuah penghargaan yang menegaskan bahwa setiap upaya kecil dari warga bisa berbuah besar. Muara Rapak kini menjadi kampung yang bukan hanya bersih dan hijau, tapi juga simbol dedikasi warga yang cinta lingkungan.

Sementara itu, Trisno, warga RT 55 di Muara Rapak, tahu betul bagaimana sosok ketua RT mereka, Prayitno. Menurut Trisno, Prayitno punya semangat luar biasa dalam membangun kampung hijau ini. Bagi Trisno, Pak RT-nya adalah figur gigih yang tak kenal lelah mengajak warga mencintai lingkungan dan berbuat sesuatu untuk tempat tinggal mereka.

Di setiap acara sosialisasi yang digelar, Prayitno tak pernah bosan mengingatkan warga tentang pentingnya menjaga lingkungan. "Dampaknya nanti kembali ke kita sendiri," begitu katanya berulang kali. Ajakan ini bukan sekadar kata-kata. Trisno dan warga lain turut dilibatkan dalam berbagai proyek lingkungan yang digagas Prayitno, dari membangun rumah hidroponik, rumah bank sampah, hingga rumah kompos.

Prayitno bahkan tak segan mengajarkan langsung cara menanam sayur secara hidroponik. Trisno pun sering belajar sendiri lewat internet, mencari tahu lebih banyak di YouTube atau Google. "Saya juga sering sharing dengan warga lain yang lebih paham. Kami saling sinergi," cerita Trisno, yang kini pensiun dari pekerjaannya sebagai sopir di Pertamina RU V. Ia merasa banyak mendapatkan pelajaran berharga tentang lingkungan dari sosok Pak RT, yang kini tak hanya memimpin, tetapi juga menginspirasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Wawan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X