kalimantan-timur

Jalan Poros Pegat Bukur Kembali Ambles, TRC DPUPR Bakal Lakukan Ini

Faroq Zamzami
Selasa, 21 Januari 2025 | 10:11 WIB
AMBLES: Jalan Poros Pegat Bukur, Kabupaten Berau, ambles dan menyebabkan retakan sepanjang 40 meter pada Senin, 20 Januari 2025. (SENO/BERAU POST)

PROKAL.CO, TANJUNG REDEB – Jalan poros di Pegat Bukur, Kabupaten Berau, kembali mengalami ambles dengan retakan yang cukup panjang pada Senin (20/1/2025) pagi.

Kondisi ini semakin memperburuk akses transportasi warga di kawasan tersebut. Sebelumnya, jalan ambles di kawasan ini telah ditangani oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau pada Kamis (9/1/2025), namun perbaikan itu belum mampu menahan kerusakan lebih lanjut.

Baca Juga: Perpisahan Sekolah di Samarinda Ada yang Mau Undang Artis Ibukota, Iuran Perpisahan Mencekik Orang Tua                                                                                                                  

Kepala Kampung Pegat Bukur, Suharyadi Kusuma, menjelaskan amblesnya jalan kali ini memiliki elevasi penurunan sekitar 80 cm. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius bagi pengguna jalan karena potensi kecelakaan meningkat.

Selain itu, kondisi jalan yang semakin menurun ini berdampak pada kelancaran distribusi logistik dan aktivitas warga.

“Kalau jalan ini putus total, sulit aktivitas masyarakat, memang kondisinya bukan tanah yang kukuh, karena ini ditimbun saja dulu,” jelasnya, Senin (20/2/far).  

Suharyadi menegaskan perlunya penanganan lebih komprehensif untuk mencegah kerusakan berulang. Ia juga berharap ada langkah darurat yang lebih efektif guna memastikan keamanan pengguna jalan sementara waktu.

 Baca Juga: 1.488 Bidang Lahan Warga Terdampak Tol IKN Seksi 1A dan 1B, Pembayarannya Bulan Apa?

“Pasang garis pembatas dan informasi, untuk mobil agak sulit, kalaupun melintas dia tersangkut,” paparnya. 

Jalan Poros Pegat Bukur merupakan jalur vital bagi warga sekitar, sehingga kerusakan ini membawa dampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat dan perekonomian lokal.

Hingga kini, pihak terkait masih melakukan peninjauan untuk menentukan langkah penanganan lanjutan. Sementara itu, warga diimbau untuk berhati-hati saat melintasi kawasan tersebut.

Terpisah, Kepala Kampung Inaran, Amirullah, mengatakan akses tersebut digunakan masyarakat, baik mobilisasi pekerja tambang ataupun angkutan hasil pertanian masyarakat.

Jika jalan putus dan tidak tertangani, maka lumpuh  perekonomian masyarakat yang mengandalkan jalur tersebut. 

“Sebagian angkutan hasil pertanian masyarakat, kalau putus mereka tidak bisa menjualnya,” paparnya. 

Halaman:

Tags

Terkini