Masing-masing membawa jejak pengajaran yang tidak sama yakni ada yang baru mengajar, ada pula yang sudah puluhan tahun mendampingi anak-anak dalam pengajaran.
Selama dua hari, pemateri Rajiansyah, dosen teknik, Unmul, ditemani moderator Nurliah dan Masna Wati, membimbing peserta lewat berbagai praktik penggunaan AI.
Baca Juga: Bingung Mendeteksi Pria yang Tulus Mencintaimu? Ini 7 Tanda Kamu Telah Dicintai oleh Pria Greenflags
Berbeda dari workshop lain yang sering kaku dengan slide padat dan jargon-jargon berat, suasana di sini jauh lebih ringan, penuh obrolan, gelak tawa, dan contoh nyata.
Rajiansyah menyampaikan, konsep Generative AI dalam bahasa yang gampang ditangkap, sehingga guru tidak merasa berhadapan dengan teknologi yang kaku.
Dia menunjukkan langkah-langkah sederhana, seperti memanfaatkan AI untuk menghasilkan latihan, pembelajaran berupa tools AI yang sudah diundah sehingga dapat digunakan secara langsung dan dipakai di kelas.
Turut membantu dalam kegiatan workshop adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi, Unmul dan mahasiswa Fakultas Teknik, yang berperan sebagai pendamping, menyemangati semua langkah.
Mereka membantu guru menjalankan semua tugas praktikum dengan sabar dan langkah demi langkah.
Dan yang paling menarik dari semuanya adalah suara tawa riang yang tersebar di sepanjang workshop di dalam kelas.
Baca Juga: 45 Ribu Penduduk Hanya Dilayani 3 SDN, Ratusan Siswa di Banjarmasin Terancam Tak Sekolah
Nurhayati, seorang guru dari SLBN Pembina, menunjukkan kegirangan setelah mengikuti workshop.
“Ini benar-benar membuka mata saya. Saya selalu merasa terlambat dengan teknologi, tetapi setelah ini, saya merasa lebih percaya diri segera. Mesin ini akan memudahkan saya dalam membuat perangkat pembelajaran yang lebih menarik, sehingga siswa kami lebih mudah untuk belajar,” katanya.
Trya Puji Lestari, seorang guru SLBN Pembina yang lain, terlihat sama antusiasnya.
“Dengan penggunaan AI di kelas, saya bisa membuat soal-soal yang lebih bervariasi berdasarkan tingkat kemampuan, dan soal itu jadi menarik,” ungkap Trya.
Sudarmawan, guru lain yang hadir, mengungkapkan perasaan yang sama.