“Bagi saya, worskhop ini seperti membuka jendela baru. Saya sekarang tahu cara menggunakan AI untuk mengembangkan materi pembelajaran yang lebih menarik,” ungkapnya.
“Ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita akan membuat pembelajaran dapat diakses oleh anak-anak,” sambungnya.
Baca Juga: Bus Rombongan Casis Tamtama TNI Kecelakaan di Kalbar, Tabrak Warung Satu Orang Tewas
Banyak peserta yang tampak bersemangat untuk mencoba pengetahuan dan pengalaman baru dalam proses belajar mengajar sehari-hari.
Tujuan utama agenda ini untuk memungkinkan guru memanfaatkan Generatif AI dalam mengembangkan pembelajaran yang lebih adaptif dan responsif bagi siswa penyandang disabilitas.
Dengan cara ini, siswa dijamin akan mengalami pembelajaran yang lebih efisien, lebih menarik, dan yang terpenting, lebih memadai.
Dengan selesainya lokakarya ini, SLBN Pembina Kaltim tidak hanya mengajarkan cara mengajar baru kepada guru, tetapi juga memberi mereka perangkat baru untuk memungkinkan pembelajaran berbasis pengalaman.
Kheyene M Boer, menambahkan,“Kami ingin memberi guru sesuatu yang lebih dari sekadar teori.”
“Kami ingin memberikan mereka pengalaman dalam merevolusi metode pengajaran mereka menggunakan AI, sehingga siswa dapat belajar dengan cara yang paling sesuai bagi mereka. AI Generatif adalah jawabannya,” sambungnya. (*)