• Senin, 22 Desember 2025

Banjir dan Longsor ‘Hantui’ Warga

Photo Author
- Sabtu, 5 Januari 2019 | 08:26 WIB

Meski telah tertangani, namun dengan adanya sedimen pasir yang berada tepat di belakang 613 yang sampai ke badan jalan hingga menutup gorong-gorong, membuat air yang berada di kawasan tersebut tertahan dan tidak dapat mengalir. Selain itu, pembangunan embung Rawa Sari memiliki dua pintu, pintu satu terbuka sedang pintu kedua tertutup. Meski satu pintu terbuka, namun pintu tersebut hanya terbuka kecil, hingga menghambat air di kawasan tersebut.

“Jadi bukan pembangunannya (embung Rawa Sari) sih, tapi bisa jadi dikatakan begitu sehingga memperlambat aliran air,” bebernya.

Khusus kawasan 613, DPUTR hanya dapat melakukan normalisasi yakni mengadakan pembersihan jalan melalui bidang Bina Marga dengan menggunakan grader agar sedimentasi pasir yang berada di jalan raya tidak mengendap di badan jalan yang dapat menghambat aliran air.

Selanjutnya, DPUTR juga akan mengingatkan pihak pengelola embung agar membuka kedua pintu embung rawa sari ketika hujan. Melalui hal tersebut, Udin berharap agar kawasan 613 tidak terjadi banjir dan tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

Insya Allah dalam tahun ini, kami akan mengukur anggaran. Nanti fokus kami kepada pelayanan dulu, kami upayakan tetap ada penanganan, walaupun sifatnya dalam koridor yang tidak maksimal. Tapi kami upayakan,” tuturnya.

Sementara itu, penanganan banjir yang berada di kawasan Karang Anyar dan Karang Anyar Pantai merupakan kawasan banjir terbesar yang mencapai 17,5 hektare. Udin menjelaskan bahwa pihaknya telah mengerjakan progres penanganan banjir di kawasan muara besar, sebab menurutnya ruang air yang terbuang harus pula besar. Sehingga tampungan air dari hulu dapat mengalir.

“Kalau sudah terbuka semua, insya Allah di bagian hulu tidak terhambat dan tidak terjadi luapan air yang volumenya tinggi saat hujan,” katanya.

Udin menjelaskan, total progres penanganan banjir yang dilaksanakan total fisiknya mencapai 20,5 persen pada kawasan Karang Anyar dan Karang Anyar Pantai. Sementara kawasan Sebengkok proses penanganan banjirnya telah mencapai 90 persen sampai tahun 2018 lalu.

Longsor Terjadi di Tiga Lokasi

Tak hanya banjir, curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir juga memicu terjadinya longsor di Tarakan. Tak tanggung-tanggung, terjadi di tiga lokasi berbeda. Yakni Kelurahan Sebengkok RT 21, Karang anyar RT 57, dan Kampung Satu RT 10. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam bencana ini.

Salah satu korban longsor di Sebengkok RT 21, Husni Mubarak mengatakan, sejak malam hari saat hujan turun memang sudah merasakan firasat yang buruk. Sehingga tidak tidur dan siap-siap untuk mengungsi jika terjadi hal yang buruk. Bahkan semua barang-barang elektronik dan berbagai surat penting sudah dikumpulkan untuk dipindahkan jika terjadi bencana.

Dan benar saja, pukul 02.00 Wita (2/1) dini hari saat hujan deras turun, terdengar suara yang aneh seperti tanah yang bergemuruh. Ia yang sudah bersiap dan tidak tidur sudah berjaga-jaga. Ia pun langsung membawa anak dan istrinya untuk mengungsi. Saat itu, bersamaan dengan longsor yang terjadi listrik juga padam. Sehingga dalam keadaan gelap, berlari keluar dari rumah.

“Kami lewat belakang saat itu, karena bagian depan ini yang terkena longsor. Jadi meraba-raba dalam kegelapan untuk keluar rumah lewat pintu belakang,” ujarnya.

Diakuinya, baru kali ini rumah yang ditempati tiga kepala keluarga ini terjadi longsor. Karena biasanya walaupun hujan dengan intesitas tinggi tidak membuat longsor. Dia dan keluarga juga saat ini diungsikan ke majelis Raudhatul Mustafa Alkhairaat yang juga berada di Sebengkok. Dan akan kembali setelah rumah dapat direnovasi. “Kalau sudah mendapatkan bantuan, maka kami akan secepatnya renovasi rumah,” ungkapnya.

Longsor sendiri tidak sampai membuat rumah rusak, hanya saja menghancurkan pekarangan rumah dan membahayakan. Sementara itu Staf Kelurahan Sebengkok, Sulfie Budiman mengatakan rumah ini ada tiga kepala keluarga yang tinggal, karena masih berbahaya sehingga warga yang terkena longsor diungsikan terlebih dahulu. Hanya saja satu keluarga saat ini sedang berada di luar kota. “Tidak ada korban jiwa dalam bencana ini,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: anggri-Radar Tarakan

Tags

Rekomendasi

Terkini

X